Riyadh, 7 Muharram 1437/20 Oktober 2015 (MINA) – Pemerintah Yaman akan berpartisipasi dalam perundingan dengan kelompok Houthi untuk mengakhiri konflik yang sudah berlangsung selama tujuh bulan itu, kata juru bicara pemerintah Rajeh Badi, Senin (19/10) kemarin.
Perundingan itu juga didukung Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Sejauh ini, kapan dan di mana lokasi perundingan itu masih belum ditetapkan.
Namun, menurut Badi, perundingan itu kemungkinan akan dilaksanakan di Jenewa, Swiss.
“Ya, kami setuju untuk ambil bagian dalam perundingan itu,” ujar Badi seperti dilaporkan Gulf Digital News, dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA). Utusan khusus PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed, mengirimkan undangan itu kepada Houthi.
Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza
Dalam Resolusi 2216 Dewan Keamanan PBB, pasukan anti-pemerintah harus meninggalkan ekspansi wilayah yang mereka kuasai dan melakukan gencatan senjata. Upaya perundingan pernah dilakukan pada Juni lalu. Namun, perundingan itu gagal dilaksanakan.
Pada bulan lalu, pemerintah Yaman ingin Houthi meninggalkan wilayah yang berhasil mereka kuasai sebelum perundingan digelar di Oman. Namun, Houthi menolak sehingga perundingan itu terbengkalai. Houthi telah menguasai Sanaa sejak September 2014.
Pada Juli, tentara pemerintah Yaman yang dibantu koalisi pimpinan Arab Saudi berhasil menggeser wilayah kekuasaan Houthi di lima provinsi, termasuk di Sanaa. Akibat konflik tersebut, sekitar 4.500 warga sipil meninggal dunia. (T/P020)
Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)