Gaza, MINA – Gerakan perlawanan Palestina, Hamas menyatakan bahwa pihaknya memerlukan jaminan internasional atas usulan gencatan senjata terbaru yang didukung Amerika Serikat. Hamas menegaskan bahwa gencatan senjata hanya akan diterima apabila benar-benar mengarah pada penghentian permanen agresi militer Israel di Jalur Gaza.
Pernyataan ini disampaikan di tengah meningkatnya serangan udara Israel yang menewaskan sedikitnya 59 warga Gaza pada Kamis (3/7), menambah panjang daftar korban dalam konflik yang telah berlangsung sejak Oktober 2023.
Seorang sumber yang dekat dengan Hamas mengungkapkan bahwa kelompok tersebut tidak cukup dengan jeda tempur selama 60 hari. “Gencatan senjata hanya akan diterima jika ada kepastian bahwa perang benar-benar akan diakhiri,” kata sumber itu kepada Wafa, Jumat (4/7).
Para perantara dari Mesir dan Qatar terus berupaya meyakinkan Amerika Serikat dan negara-negara lain untuk memberikan jaminan tertulis bahwa masa jeda tempur akan digunakan guna mencapai kesepakatan penghentian perang secara total.
Baca Juga: Israel Kembali Gempur Gaza di Tengah Upaya Gencatan Senjata
Sementara itu, seorang pejabat senior Israel menyebut Tel Aviv telah menyusun langkah-langkah teknis untuk menyetujui usulan gencatan senjata dan pertukaran sandera. Sumber lain menyebutkan bahwa Israel menantikan tanggapan resmi dari Hamas paling lambat Jumat ini.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyampaikan bahwa Israel telah menyetujui gencatan senjata selama 60 hari guna membuka ruang perundingan lebih lanjut.
Berdasarkan rincian proposal, Hamas akan membebaskan 10 sandera Israel yang masih hidup dan menyerahkan jenazah 18 lainnya. Sebagai imbalan, Israel akan membebaskan sejumlah tahanan Palestina. Selain itu, bantuan kemanusiaan dijadwalkan akan langsung masuk ke Gaza, dan pasukan Israel akan mundur secara bertahap dari sejumlah wilayah.
Gencatan senjata ini diharapkan menjadi langkah awal menuju perundingan penghentian permanen konflik.
Baca Juga: Pejuang Palestina Tingkatkan Serangan terhadap Posisi Militer Israel di Gaza
Namun di tengah upaya diplomatik yang intensif, situasi di Gaza semakin memburuk. Serangan Israel terbaru menyebabkan lonjakan korban jiwa, mempertegas pentingnya penyelesaian politik yang adil dan menyeluruh bagi rakyat Palestina yang hingga kini terus hidup dalam penderitaan dan krisis kemanusiaan besar-besaran. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jumat Pagi, Dua Tentara Israel Tewas di Jalur Gaza