Lausanne, Swiss, 14 Jumadil Akhir 1436/3 April 2015 (MINA) – Pertemuan Iran dengan enam negara kekuatan dunia di Swiss mencapai kesepakatan setelah melakukan perundingan marathon yang alot, sehingga sedikit melewati tenggat waktu yang sebelumnya disepakati yakni Maret (31/3).
Salah satu hasil kesepakatan, Iran akan menutup pusat-pusat produksi uranium yang bisa digunakan untuk membangun bom. Reaktor-reaktor yang dapat menghasilkan plutonium juga akan dibongkar.
Hasil yang akan dirampungkan secara final pada 30 Juni mendatang itu membuat Amerika Serikat (AS) gembira karena sejauh ini penutupan pusat uranium itu merupakan salah satu permintaan AS selama perundingan, demikian Ahram Online yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan.
Presiden AS Barack Obama menggambarkan hasil itu sebagai kesepakatan ‘bersejarah’ yang memenuhi “tujuan-tujuan” mereka.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Sementara lewat pesan Twitter, Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, menulis “Jalan ke luar ditemukan, siap untuk segera menyusun rancangan.”
Raja Arab Saudi Salman juga mengatakan pihaknya berharap kesepakatan nuklir ini akan menjaga kestabilan timteng di masa mendatang.
Rusia sebagai salah satu negara anggota P5+1 dalam pertemuan itu juga mengapresiasi hasil akhir kesepekatan dengan mengatakan hal itu sebagai alat pembantu kestabilan untuk Timteng.
Sementara Menteri Luar Negeri Jerman, Frank-Walter Steinmeier, juga di Twitter mengatakan “Kesepakatan kerangka kerja untuk kesepakatan akhir dicapai.”
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Sedangkan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menulis di Twitter “Setiap kesepakatan harus secara signifikan berperan memundurkan kapabilitas nuklir Iran dan menghentikan terorisme serta agresinya.”
Sebelumnya, Netanyahu mengatakan setiap kesepakatan nuklir apa pun yang dicapai akan menjadi ancaman bagi Israel.
Israel berulang kali menuduh Tehran tengah mengembangkan senjata nuklir, namun Iran berulang kali menegaskan program nuklirnya untuk kepentingan damai.
Perundingan di Lausanne itu awalnya dijadwalkan berakhir pada Selasa 31 Maret malam namun diperpanjang oleh Menlu AS, John Kerry karena masih alotnya kesepakatan yang dirundingkan.(T/R04/R05)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: KBRI Damaskus Evakuasi 37 WNI dari Suriah