Istanbul, MINA – Pembicaraan damai antara tim perunding Rusia dan Ukraina yang diadakan di Istanbul pada Selasa (29/3), menandai “kemajuan paling signifikan” sejak perang pecah antara kedua negara, tidak akan berlanjut untuk hari kedua, kata Kementerian Luar Negeri Turki.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu menyimpulkan hasil pembicaraan ini, The New Arab melaporkan.
Rusia akan “secara radikal” mengurangi aktivitas militernya di Ukraina utara, termasuk di dekat ibu kota Kiev, setelah pembicaraan “bermakna” di Istanbul, kata perunding Moskow, Selasa.
Sebelumnya juga, salah satu wakil Menteri Pertahanan Rusia mengatakan, Moskow berjanji untuk secara drastis mengurangi aktivitas militernya di sekitar Kiev dan Chernihiv di Ukraina.
Baca Juga: Lima Paramedis Tewas oleh Serangan Israel di Lebanon Selatan
Kepala perunding Rusia Vladimir Medinsky mengatakan telah terjadi “diskusi yang berarti” dalam pembicaraan tersebut dan proposal Ukraina akan diajukan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.
Dia juga mengatakan bahwa Vladimir Putin dapat bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Ukraina telah mengusulkan mengadopsi status netral dalam formula yang paling rinci untuk penyelesaian potensial dalam konflik yang sudah lima pekan.
Namun, Washington mengatakan belum melihat “tanda-tanda keseriusan nyata” dari Rusia dalam mengejar perdamaian setelah invasinya ke Ukraina, kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Selasa.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Blinken mengatakan, terserah kepada Ukraina untuk mengkarakterisasi apakah ada kemajuan nyata dalam pembicaraan, tetapi ia menambahkan bahwa Amerika Serikat fokus pada tindakan Rusia, bukan kata-katanya. (T/RI-1/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Inggris Hormati Putusan ICC, Belanda Siap Tangkap Netanyahu