Gaza City, MINA – Perusahaan Energi Group Samaha berbasis di Amerika Serikat akan membangun tiga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Jalur Gaza, dengan target operasional pada April 2018.
Kebutuhan energi listrik harian di Jalur Gaza diperkirakan mencapai hampir 600 megawatt.
Israel dan Mesir saat ini memasok 165 megawatt, sementara pasokan listrik dari Israel dipangkas setelah Otoritas Palestina menolak untuk membayar kebutuhan listrik Gaza.
Jalur Gaza juga kian terpuruk akibat blokade Israel yang membatasi masuknya solar sebagai satu-satunya bahan bakar listrik tambahan.
Baca Juga: Tentara Israel Cemas Jumlah Kematian Prajurit Brigade Golani Terus Meningkat
Pembangkit listrik tenaga surya akan dibangun di tiga wilayah di Jalur Gaza dan menghasilkan 40 megawat listrik pada awal April, kata Volker Gutjahr, direktur teknik Grup Samaha. Midle East Monitor melaporkan, Rabu (18/10).
Proyek yang disebut dengan “Turn on the lights in Gaza“, diumumkan pada sebuah upacara kemarin di wilayah yang dihadiri oleh perwakilan perusahaan dan pejabat Palestina.
Gutjahr mengatakan, pengiriman peralatan untuk pembangkit tenaga surya pertama akan tiba pada bulan Maret dan akan mencapai Jalur Gaza melalui pelabuhan Mediterania Israel di Asdod.
Wail Elawoor, CEO perusahaan Arab Orient Technology Services, mitra lokal dalam usaha tersebut, mengatakan persetujuan untuk proyek tersebut berasal dari Departemen Energi Otoritas Palestina.
Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya
Proyek ini akan menciptakan lapangan kerja untuk insinyur dan pekerja lokal di bawah pengawasan ahli teknik AS dan Jerman, kata Elawoor. (T/RS2/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza