Al-Quds, 22 Jumadil Akhir 1437/31 Maret 2016 (MINA) – Sebuah perusahaan listrik Israel telah mengurangi pasokan listrik ke kota Palestina yang diduduki, Yerikho, Tepi Barat, karena ketidakmampuan membayar listrik tersebut akibat anjloknya peekonomian di sana.
Hisham Omari, direktur Perusahaan Listrik swasta Palestina di Yerusalem (JDECO), mengatakan, ” Electric Corporation Israel mengurangi pasokan listrik untuk sepertiga dari kapasitas di kantor gebenur Jericho”.
Seorang pejabat sektor energi Israel, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan tindakan itu datang setelah Otoritas Palestina dan Omari ini JDECO gagal membayar iuran yang saat ini berjumlah sekitar USD 450 juta (€ 397.000.000). Demikian Press Tv melaporkan, dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
“Kami telah memberitahu semua pihak terkait, dan setelah upaya tanpa henti untuk mencapai pengaturan, kami telah memutuskan untuk bertindak mengurangi utang,” kata pejabat Israel.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Langkah Israel akan mengganggu kehidupan sehari-hari dan menghentikan kegiatan pabrik di daerah itu. Omari juga menambahkan,”hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina”.
“Direktur JDECO mengirim surat ke kantor perdana menteri Palestina untuk segera turun tangan untuk menghentikan tindakan ini,” katanya
Pembicaraan yang sedang berlangsung, kata dia, antara IEC dan Otoritas Palestina sejauh ini gagal untuk menyelesaikan masalah utang.
Ekonomi Palestina terpuruk karena pembatasan yang diberlakukan rezim Israel di banyak wilayah-wilayah pendudukan di Tepi Barat.
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Langkah pemutusan atau pengurangan aliran listrik oleh perusahaan Israel bukanlah hal yang baru. Karena masalah utang yang sama, IEC memotong jumlah aliran lustrik untuk kota-kota Palestina selama beberapa jam setiap hari selama bulan Januari 2015.
Pemutusan atau pengurangan pasokan listrik ke Yerikho meningkat tinggi di wilayah-wilayah pendudukan itu sejak Agustus 2015, ketika Tel Aviv membatasi masuknya jamaah Palestina ke dalam kompleks Masjid al-Aqsha di Timur al-Quds (Yerusalem).
Lebih dari 200 warga Palestina, termasuk perempuan dan anak-anak, telah tewas di tangan pasukan Israel di sana sejak awal Oktober 2015. (T/P002/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza
Baca Juga: Al-Qasam Rilis Video Animasi ”Netanyahu Gali Kubur untuk Sandera”