Perusahaan Minyak Cina Tak Kurangi Sebagian Investasinya di Sudan

Khartoum, 25 Jumadil Akhir 1437/4 April 2016 (MINA) – Sebuah Perusahaan Nasional (CNPC) yang berpusat di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok, Ahad kemarin, mengungkapkan akan berencana mengurangi investasi dan kapasitas produksi mereka di sejumlah negara-negara Africa dan Arab, kecuali untuk .

Keputusan perusahaan minyak Cina yang didirikan pada tahun 1988 Itu disebabkan adanya dampak dari menurunnya harga minyak global saat ini yang lebih rendah dan kapasitas pembiayaan produksi perusahaan yang cukup tinggi.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh delegasi CNPC yang dipimpin Liu Yu Jin, Direktur Bidang Perencanaan dan Keuangan CNPC, saat menemui Menteri Keuangan Sudan Dr. Badruddin Mahmud di Kantor Kementerian Keuangan Sudan di Khartoum.

Mahmud mengungkapkan bahwa Pemerintah Sudan selalu akan memperkuat kerjasama hubungan strategis dengan Pemerintah Cina di berbagai bidang termasuk meningkatkan kerjasama ekonomi dan politik dari kedua negara demi terciptanya hubungan yang kuat serta pengembangan yang strategis dari keduanya.

Dia juga mengatakan kepada delegasi CNPC bahwa Pemerintah Sudan telah membuat komite tingkat tinggi yang secara langsung khusus di bawah Pengawasan Presiden Sudan Omar Hasan Ahmad Al-Bashir, di mana dalam komite tersebut beranggotakan beberapa kementerian terkait termasuk Kementerian Keuangan yang secara langsung mengontrol atas kerjasama hubungan kedua negara yang selama ini telah terjalin.

“Kami berjanji akan terus membantu mengatasi semua hambatan untuk proses investasi dan CNPC untuk beroperasi di Sudan,” kata Mahmud, demikian laporan Koresponden Mi’raj Islamic News Agency (MINA) di Khartoum mengutip kantor berita nasional Sudan.
Dia juga menyerukan kepada CNPC untuk meningkatkan kapasitas Produksinya serta mencari tempat Blok-blok sumber minyak terbaru demi untuk menaikan Kapasitas Produksinya di Sudan yang saling menguntungkan antar kedua negara.

Sementara itu, Mahmud juga memuji atas keputusan CNPC atas pengecualian rencana akan memangkas produksi khususnya kepada di Afrika dan dunia Arab.

“Seperti di ketahui juga perusahaan CNPC telah beroperasi di sektor perminyakan khususnya di Sudan sejak tahun 1997. Ini menunjukkan bahwa Sudan merupakan pintu gerbang bagi perusahaan untuk negara-negara di Afrika,” ujarnya.

Sebagai Informasi tambahan bahwa para Investor yang ada di Sudan saat ini didominasi dari Cina, selain dari negara-negara teluk lainnya.

Sudan saat ini masih dalam proses transisi dari Sudan Selatan disebabkan tidak stabilnya keamanan, politik, budaya, dan lain-lain yang itu memicu rendahnya stabilitas ekonomi sudan. Saat ini Pemerintah Sudan masih terus berusaha untuk mengakhiri embargo ekonomi oleh Amerika Serikat dan dunia Internasional yang sudah hampir berjalan lebih dari 20 tahunan.(L/K06/R05)

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)