Tel Aviv, MINA – Perombakan yudisial yang direncanakan mencapai tahap kritis di Knesset, lusinan perusahaan besar Israel akan melakukan pemogokan dalam upaya memberi tekanan lebih lanjut pada pemerintah sayap kanan negara itu untuk membatalkan rencananya.
Presidium Organisasi Bisnis Israel, yang mewakili 100 bisnis terbesar di Israel, mengumumkan, mereka akan mogok saat para legislator memberikan suara di parlemen Israel, Middle East Monitor melaporkan, Selasa (25/7).
Perusahaan yang mogok termasuk beberapa perusahaan teknologi tinggi terbesar, Bank, rantai ritel besar, bisnis susu, perusahaan asuransi, hotel, dan Facebook Israel juga bergabung dalam protes tersebut.
Anggota parlemen Israel, Senin (24/7), mengadakan pemungutan suara terakhir untuk uji “kewajaran” yang sangat penting untuk pemeriksaan yudisial.
Baca Juga: Israel kembali Serang RS Kamal Adwan, Sejumlah Fasilitas Hancur
Kewajaran adalah tes yang ditetapkan oleh pengadilan untuk mereka dapat melakukan pengawasan yudisial atas keputusan pemerintah yang dianggap sembrono, tidak etis, atau tidak lengkap.
Namun, uji kewajaran tidak terbukti menjadi penghalang bagi Israel untuk mempertahankan pendudukan ilegalnya dan membangun sistem hukum yang diskriminatif yang oleh kelompok hak asasi manusia utama diberi label apartheid.
Ketua Histadrut, federasi serikat pekerja nasional Israel, mengusulkan kompromi kepada pemerintah kemarin untuk uji kewajaran, tetapi koalisi dan oposisi menolak proposal serikat pekerja.
Sementara polisi bentrok dengan pengunjuk rasa pro-demokrasi yang berunjuk rasa di luar gedung parlemen, arsitek kudeta yudisial dikatakan mengancam akan menggulingkan koalisi jika RUU itu diubah pada menit terakhir. (T/RE1/P1)
Baca Juga: RSF: Israel Bunuh Sepertiga Jurnalis selama 2024
Mi’raj News Agency (MINA)