Perusahaan Teknologi Korsel Bidik Pasar Indonesia

Suasana pertemuan bisnis “2017 Global Tech+” antara pemimpin perusahaan teknologi dengan pengusaha Indonesia di Hotel Gran Melia Jakarta, Rabu 22 November 2017.(Foto: Rana/MINA)

Jakarta, MINA – Perusahaan-perusahaan teknologi terkemuka dan maju Selatan (Korsel) tengah membidik pasar Indonesia.

Hal ini ditandai dengan kehadiran sebanyak 22 perusahaan teknologi dari negeri gingseng itu pada pertemuan bisnis bertajuk “2017 Global Tech+ Cooperative Show in Jakarta” di Hotel Gran Melia Jakarta, Rabu (22/11).

Pertemuan bisnis tersebut digelar oleh perusahaan-perusahaan perwakilan Kementerian Perdagangan, dan Energi Korsel yakni Daejeon Technopark, Korea Intitute for Advancement of Technology, Korea Institute of Machinery & Materials, Korea Institute of Eenergy Research, Halal Korea Co. Ltd., dan TechBi, Co.,Ltd..

Dalam pelaksanaannya mereka didukung PT Panca Anugerah Sakti, Politeknik Sawunggalih Aji, dan Perkumpulan Teknik Elektro Indonesia (PTEI).

Pertemuan bisnis bertemakan “Teknologi Maju Korea Selatan Membuka Peluang Kemitraan dengan Perusahaan-Perusahaan Indonesia” ini juga dihadiri Pejabat Kementerian Industri RI dan pimpinan Kadin Indonesia sera pimpinan dan perwakilan dari sedikitnya 44 perusahaan lokal dan terkemuka di Indonesia.

Jeong Sang Eun Divisi Pendukung Bisnis Daejeon Technopark selaku pelaksana acara menjelaskan, Pertemuan bisnis Global Tech+ digelar dengan beberapa ragkaian acara, yakni presentasi teknologi, pertemuan kesepahaman, hinggan penjajakan dan penekenan kerja sama. Dalam pertemuan kali ini juga menghasilkan beberapa kerjasama riil antara perusahaan Indonesia dengan Perusahaan Korea.

Dia mengakui, pertemuan bisnis pelaku usaha Korea Selatan dan Indonesia sudah dilakukan sejak 2003 lalu. “Saat itu pertemuannya masih kecil. (Pertemuan bisnis) tahun ini adalah kali kedua pertemuan bisnis yang menghadirkan banyak perusahaan dari kedua negara,” ujar Jeong.

Dia mengharapkan pertemuan penting ini dapat digelar secara rutin minimal satu kali sekali.

Perusahaan yang diboyong Daejen Technopark memiliki banyak keunikan dan keunggulan dalam teknologi serta dasar teknologi yang kuat.

Sebagai contoh, perusahaan BONOSOO memproduksi teknologi pemurni air dengan kemudahan mengganti penyaring (satu sentuhan penyaring pengganti) dan Korea Institute of Energy Research yang memproduksi bahan bakar cair untuk mobil menggunakan biogas.

Direktur TechBi Lee Sungsik mengatakan, produk-produk teknologi unggulan Korsel yang dipresentasikan dalam pertemuan bisnis ini mengusung konsep ramah lingkungan. Bahkan ia menilai teknologi unggulan Korsel yang diperkenalkan dapat menunjang teknologi bagi industri halal yang sedang berkembang di Indonesia.

Produk-produk unggulan tersebut mencakup teknologi pembangkit listrik mini; teknologi energi atau energi terbarukan baru; mesin otomatis, teknologi otomasi cerdas untuk industri; teknologi untuk industri pendingin; industri cetakan plastik dan mati; teknologi pengolahan gas alam; pupuk organik; pengolahan air, pembuangan limbah, dan teknologi lingkungan.

“Korea optimistis mampu berkompetisi dengan perusahaan internasional di pasar global. Untuk itu, Korea ingin sharing pengetahuan tentang teknologi maju yang dapat diadopsi perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mengembangkan perindustrian di negara ini,” kata Lee kepada Kantor Berita MINA di sela pertemuan bisnis.

Sementara Director of International Business Affair of Korea Halal Industry Associaton (KIHI) Kim Jin Woo menyatakan pertemuan bisnis yang dilakukan adalah upaya Korea Selatan untuk memasarkan produk unggulan di kawasan Asia, khususnya di Indonesia. Menurutnya, Indonesia sebagai pasar terbesar di Asia Tenggara dengan penduduk lebih dari 250 juta jiwa.

Dari pihak Indonesia sendiri mengharapkan forum-forum pertemuan bisnis seperti ini lebih sering dilaksanakan agar mempermudah suplay informasi tentang teknologi maju yang tengah dikembangkan Korea Selatan.(L/R01/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)