Abu Dhabi, MINA – Setelah kesepakatan normalisasi kontroversial antara kedua negara pekan lalu, perusahaan Uni Emirat Arab (UEA) dan perusahaan Israel menandatangani pakta kerja sama penelitian Covid-19, menurut kantor berita negara UAE WAM.
Kesepakatan antara Emirati APEX National Investment dan TERA Group Israel disebut sebagai hasil dari kesepakatan normalisasi antara Abu Dhabi dan Tel Aviv.
“Kerja sama dengan TERA Group adalah bisnis pertama yang membuka jalan bagi perdagangan, ekonomi dan kemitraan yang efektif antara sektor bisnis Emirat dan Israel,” ujar WAM, mengutip Khalifa Yousef Khoury, kepala APEX, seperti dilaporkan Anadolu Agency yang dikutip MINA, Senin (17/8).
Dengan perjanjian tersebut, perusahaan akan bekerja sama dalam mengembangkan perangkat yang dapat mengakselerasikan pengetahuan soal virus dengan presisi tinggi.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
APEX berbisnis di bidang investasi publik, termasuk sektor kesehatan, sedangkan TERA Group, berdiri sejak 2003, adalah bagian dari Institut Sains Weizmann Israel, dan memiliki investasi dalam penelitian dan pengembangan.
UEA adalah negara Teluk pertama dan negara Arab ketiga yang memiliki hubungan diplomatik penuh dengan Israel, setelah Mesir dan Yordania.
Terlepas laporan bahwa kesepakatan itu menghentikan rencana kontroversial Israel untuk mencaplok sebagian Tepi Barat, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan komitmen berkelanjutan pemerintahnya terhadap rencana aneksasi.
Kelompok-kelompok Palestina mengecam kesepakatan tersebut, dengan mengatakan itu tidak berdampak sama sekali terhadap kepentingan Palestina dan mengabaikan hak-hak rakyat Palestina. (T/B04/P2)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
Mi’raj News Agency (MINA)