Ramallah, 4 Sya’ban 1434/13 Juni 2013 (MINA) – Seorang perwira Israel dari badan intelijen Shin Bet memaksa seorang pemuda Palestina di bawah todongan senjata untuk meminum sebotol anggur.
Peristiwa ini diungkapkan oleh seorang warga Palestina, Mohammed Ayyad Awad juru bicara Komite Populer Melawan Tembok di Hebron, Rabu (12/6), seperti dilaporkan Saudi Gazette yang dikutip Kantor Berita MINA (Mi’raj News Agency).
Awad mengatakan, pada Selasa (11/6), tentara Israel yang berjaga di sebuah pos pemeriksaan militer di pintu masuk kota Beit Ommar, sebelah utara Hebron, menghentikan Mohammed Khalil Abu Dayyeh (24).
Para prajurit menanyakan Abu Dayyeh tentang nama-nama peserta yang ikut dalam unjuk rasa anti pendudukan di daerah itu.
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahannya Sendiri
Ketika Abu Dayyeh menolak untuk memberikan nama, seorang petugas Shin Bet bernama Arab Abu Sodqi dipanggil ke tempat kejadian.
Petugas menginterogasi Abu Dayyeh dengan kasar. Petugas memaksa pemuda Palestina itu memasuki menara militer terdekat dan memaksanya minum sebotol anggur di bawah todongan senjata.
Menurut Awad, pemuda Palestina kehilangan kesadaran selama dua jam dan dia tetap berbaring di menara. Setelah sadar, tentara Israel melemparnya keluar.
Pasukan penjajah Israel menggunakan langkah-langkah serupa terhadap warga Palestina dalam beberapa tahun terakhir. Dalam satu insiden lain, seorang tentara Israel memaksa perempuan Palestina meminum sebotol cairan pembersih di bawah todongan senjata.
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang
Dalam dua insiden lainnya, para tentara memaksa pemuda Palestina untuk minum air kencing dan air limbah. Sementara itu, militer Israel mengatakan bahwa serangan rakyat Palestina terhadap penjajah Israel di Tepi Barat sedang bangkit.
Perlawanan Meningkat
Harian Israel Yediot Ahronot mengutip Jenderal Advokasi Militer Advokat Israel yang mengatakan bahwa jumlah surat dakwaan yang diajukan terhadap warga Palestina di Tepi Barat atas tuduhan yang disebut melakukan perlawanan telah meningkat sebesar 20 persen pada 2012 dibandingkan dengan 2011.
Militer Israel mengatakan, kenaikan jumlah serangan itu menunjukkan perubahan dari periode lima tahun antara tahun 2006 dan 2011 yang dianggap tenang terkait dengan masalah keamanan di Tepi Barat.
Baca Juga: Front Demokrasi Serukan Persatuan di Tepi Barat Palestina
Menurut data, jika kenaikan berlanjut pada kecepatan yang sama tercatat sejak awal tahun 2013, kenaikan akan mencapai peningkatan 50 persen dibandingkan dengan 2011. (T/P09/P02).
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Abu Ubaidah: Tentara Penjajah Sengaja Bombardir Lokasi Sandera di Gaza