Pesan Pembalasan dari Yaman untuk Arab Saudi

Pemimpin Houthi yang kini menguasai ibu kota dan pemerintahan , Abdul Malik Al-Houthi. (Foto: Press TV)

Pemimpin gerakan Ansarullah Yaman, Abdul Malik Al-Houthi, menjanjikan serangan balasan untuk menanggapi blokade darat, udara dan laut yang diberlakukan terhadap Yaman yang miskin oleh aliansi militer pimpinan .

Menghadapi para pendukungnya melalui pidato televisi dari ibu kota Yaman, Sanaa, pada hari Kamis, 30 November 2017, Abdul Malik memperingatkan Koalisi Saudi untuk tidak memperketat blokade tersebut.

Riyadh memberlakukan blokade ketat di hampir semua pelabuhan udara, darat dan laut Yaman, setelah milisi Houthi pada tanggal 5 November meluncurkan rudal Bangkalan-2 (Volcano-2) yang canggih ke Bandara Internasional Khalid, 35 km utara Riyadh. Serangan rudal itu diklaim sebagai pembalasan atas serangan udara Arab Saudi yang menghancurkan Yaman.

“Jika blokade berlanjut, kita tahu target (apa) yang akan menyebabkan rasa sakit dan bagaimana mencapainya,” kata Abdul Malik.

Sementara itu, puluhan ribu pendukung Houthi berkumpul di Sabaeen Square Sanaa pada Kamis siang untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Reli tersebut terjadi setelah usaha mediasi larut malam antara pendukung mantan presiden Ali Abdullah Saleh dan gerakan Ansarullah Houthi gagal mendamaikan kedua belah pihak.

Pejabat keamanan Yaman, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan, bentrokan mematikan antara Ansarullah dan pendukung Saleh berlanjut untuk hari kedua.

Pasukan Ansarullah bergerak melawan pasukan yang setia kepada Saleh yang dituduh mengobarkan kudeta dengan bantuan Uni Emirat Arab.

Bentrokan dimulai pada Rabu malam, 29 November, dengan perselisihan mengenai Masjid Saleh di ibu kota. Houthi berkeras ingin mengadakan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW di masjid tersebut.

Bentrokan tersebut menewaskan sembilan anggota Ansarullah dan lima tentara Saleh.

Tragedi Kemanusiaan Terburuk

UNICEF: setiap 10 menit satu anak Yaman meninggal karena sakit. (Foto: Action Against Hunger)

Arab Saudi telah terus-menerus menyerang Yaman sejak Maret 2015 dalam upaya untuk menghancurkan Ansarullah Houthi dan mengembalikan pemerintahan Presiden Abd-Rabbo Mansour Hadi, yang merupakan sekutu setia rezim Riyadh.

Lebih dari 12.000 orang terbunuh sejak awal kampanye lebih dari dua setengah tahun yang lalu. Sebagian besar infrastruktur seperti rumah sakit, sekolah dan pabrik, telah hancur menjadi puing akibat perang.

Perang yang dipimpin oleh Arab Saudi juga telah memicu epidemi kolera yang mematikan di Yaman.

Menurut hitungan terakhir Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), wabah kolera telah membunuh 2.167 orang sejak akhir April dan diduga yang terinfeksi sebanyak 841.906 orang.

Pada Ahad, 26 November 2017, badan Dana Anak-anak PBB (UNICEF) mengatakan, lebih dari 11 juta anak Yaman sangat membutuhkan bantuan. Diperkirakan setiap 10 menit seorang anak meninggal karena penyakit yang sebenarnya dapat dicegah di sana.

Sementara itu, PBB telah menggambarkan tingkat kelaparan saat ini di Yaman sebagai yang “belum pernah terjadi sebelumnya.” PBB menekankan bahwa 17 juta orang sekarang merasa tidak aman di negara ini.

Diperkirakan 6,8 juta orang, yang berarti hampir satu dari empat orang, tidak memiliki cukup makanan dan bergantung sepenuhnya pada bantuan luar.

Lebih dari tiga juta wanita hamil dan menyusui serta anak-anak balita membutuhkan bantuan untuk mencegah atau mengobati malnutrisi. (T/RI-1/RS3)

Dari berbagai sumber.

Mi’raj News Agency (MINA)