PERSATUAN umat Islam adalah salah satu pilar utama yang meneguhkan kekuatan agama ini. Namun, dalam perjalanan sejarahnya, umat Islam sering dihadapkan pada tantangan perpecahan yang menggerus ukhuwah.
Surah As-Syuraa ayat 13-15 memberikan pelajaran penting tentang pentingnya persatuan dan bahaya perpecahan, sebagaimana dijelaskan oleh para ulama.
Allah berfirman,
شَرَعَ لَكُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِۦ نُوحًا وَٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِۦٓ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰٓ ۖ أَنْ أَقِيمُوا۟ ٱلدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا۟ فِيهِ ۚ كَبُرَ عَلَى ٱلْمُشْرِكِينَ مَا تَدْعُوهُمْ إِلَيْهِ ۚ ٱللَّهُ يَجْتَبِىٓ إِلَيْهِ مَن يَشَآءُ وَيَهْدِىٓ إِلَيْهِ مَن يُنِيبُ (الشورى [٤٢]: ١٣)
“Dia telah mensyariatkan bagi kamu agama yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh, dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu (Muhammad), dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa, dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah-belah tentangnya…” (Qs. As-Syuraa [42]: 13)
Baca Juga: Bacalah: Perintah Ilahi yang Mengubah Dunia
Ayat ini menegaskan bahwa Allah telah mensyariatkan perintah yang sama kepada para nabi terdahulu, yaitu tauhid dan persatuan. Pesan utama ayat di atas adalah menyerukan kepada umat Islam untuk menegakkan agama dengan kokoh dan menjauhi perpecahan, yaitu dengan hidup berjamaah.
Perpecahan Sifat Orang Musyrik
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan bahwa perpecahan dalam agama adalah ciri khas kaum musyrikin. Mereka cenderung memecah belah umat, baik melalui bid’ah dalam agama maupun melalui konflik antar kelompok.
Allah Ta’ala memperingatkan umat Islam agar tidak mengikuti jejak mereka. Perpecahan hanya akan melemahkan kekuatan umat dan mengaburkan kebenaran yang dibawa oleh kaum Muslimin.
Imam Al-Qurtubi menambahkan bahwa penyebab utama perpecahan adalah hawa nafsu dan egoisme. Ketika seseorang lebih mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok daripada kebenaran yang diajarkan Allah, perpecahan tidak dapat dihindarkan. Oleh karena itu, menjaga persatuan bukan hanya kewajiban sosial, tetapi juga kewajiban keimanan.
Baca Juga: Tiga Godaan Lelaki: Ujian Harta, Fitnah Wanita, dan Ambisi Takhta
Syaikh Muhammad Rasyid Ridha dalam Tafsir Al-Manar menjelaskan bahwa perpecahan dalam Islam sering kali muncul karena umat meninggalkan prinsip-prinsip dasar Al-Qur’an dan Sunnah. Beliau menegaskan bahwa hanya dengan kembali kepada kedua sumber utama ini, umat dapat menghindari jebakan perpecahan yang melemahkan.
Ayat ini relevan dengan kondisi umat Islam saat ini. Di era modern, perpecahan sering kali muncul dalam bentuk sektarianisme, fanatisme golongan, dan konflik politik. Media sosial bahkan kerap menjadi arena bagi umat Islam untuk saling menyerang, bukan menjadi sarana persatuan. Inilah tantangan besar yang harus dihadapi umat Islam.
Persatuan, Bukti Keimanan yang Kokoh
Di sisi lain, persatuan adalah manifestasi dari keimanan yang kuat. Dalam ayat 15 surat As-Syura, Allah berfirman,
فَلِذَٰلِكَ فَٱدْعُ ۖ وَٱسْتَقِمْ كَمَآ أُمِرْتَ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَهُمْ ۖ وَقُلْ ءَامَنتُ بِمَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ مِن كِتَٰبٍ ۖ وَأُمِرْتُ لِأَعْدِلَ بَيْنَكُمُ ۖ ٱللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ ۖ لَنَآ أَعْمَٰلُنَا وَلَكُمْ أَعْمَٰلُكُمْ ۖ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ ۖ ٱللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا ۖ وَإِلَيْهِ ٱلْمَصِيرُ (الشورى [٤٢]: ١٥)
“Karena itu serulah (mereka kepada agama itu) dan tetaplah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka. Dan katakanlah, “Aku beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah, dan aku diperintahkan untuk berlaku adil di antara kamu.”
Baca Juga: Tata Cara Penyembelihan Hewan Qurban Sesuai Syariat, Ini Panduan Lengkapnya
Ayat ini menegaskan bahwa Rasulullah diperintahkan untuk menyeru umat kepada agama tauhid dengan sikap tegas namun penuh hikmah. Allah juga memerintahkan untuk berlaku adil sebagai prinsip utama dalam menjaga persatuan. Para ulama menafsirkan bahwa keadilan adalah kunci dalam mempersatukan umat, karena ketidakadilan sering menjadi akar perpecahan.
Imam Ibn Taymiyyah menyebutkan bahwa persatuan umat Islam hanya dapat terwujud jika mereka kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Dengan menjadikan keduanya sebagai pedoman, umat dapat menghindari perbedaan yang destruktif. Persatuan tidak berarti menghilangkan perbedaan pendapat, tetapi mengelola perbedaan tersebut dengan penuh hikmah dan rasa saling menghormati.
Syaikh Al-Sa’di dalam tafsirnya menambahkan bahwa ayat-ayat ini juga menunjukkan pentingnya berdakwah dengan cara yang adil dan tidak mengikuti hawa nafsu. Beliau menjelaskan bahwa keberhasilan dakwah Nabi Muhammad terletak pada keteguhan beliau dalam mengikuti perintah Allah dan menyampaikan risalah dengan keadilan.
Dalam konteks dunia modern, persatuan umat Islam menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Globalisasi, informasi yang tidak terkendali, dan polarisasi politik sering kali memecah belah umat. Bahkan, isu-isu yang seharusnya menyatukan umat, seperti pembelaan terhadap Palestina, kerap menjadi sumber perdebatan karena perbedaan strategi dan pandangan.
Baca Juga: Doa untuk Orang Haji dan Umroh Agar Mendapat Haji Mabrur
Namun, ayat-ayat dalam Surah As-Syuraa di atas mengingatkan bahwa umat Islam harus kembali kepada prinsip-prinsip dasar Islam. Tauhid dan ukhuwah harus menjadi landasan dalam menyikapi perbedaan. Umat Islam juga perlu menyadari bahwa kekuatan mereka terletak pada persatuan, sebagaimana firman Allah,
وَأَطِيعُوا۟ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَا تَنَٰزَعُوا۟ فَتَفْشَلُوا۟ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ ۖ وَٱصْبِرُوٓا۟ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلصَّٰبِرِينَ (الانفال [٨]: ٤٦)
“Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (Qs. Al-Anfal [8]: 46)
Imaam Yakhsyallah Mansur, dalam salah satu kajiannya mengingatkan bahwa persatuan umat Islam bukan hanya retorika, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata. Beliau mencontohkan pentingnya berdakwah dengan hikmah, memperkuat solidaritas sosial, dan menghindari konflik yang tidak perlu.
“Setiap muslim adalah saudara. Jangan biarkan perbedaan pandangan menjadi pemisah, tetapi jadikan perbedaan sebagai rahmat untuk saling melengkapi,” pesan beliau.
Baca Juga: Silaturahim vs Silaturahmi: Apa Bedanya Menurut Syariat?
Organisasi-organisasi Islam, tokoh-tokoh agama, dan umat Islam semuanya hendaknya berperan aktif dalam membangun persatuan. Pendidikan berbasis nilai-nilai Islam juga harus diperkuat, sehingga generasi mendatang memahami pentingnya ukhuwah dan mampu menyikapi perbedaan dengan bijak.
Pesan dari Surah As-Syuraa ayat 13-15 adalah panggilan abadi bagi umat Islam untuk menjaga persatuan dan menjauhi perpecahan. Persatuan adalah cermin keimanan, sedangkan perpecahan adalah bukti lemahnya hubungan dengan Allah. Di tengah dunia yang semakin terpecah-belah, umat Islam harus bangkit menjadi contoh persaudaraan sejati yang membawa rahmat bagi seluruh alam. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Keutamaan Haji: Pahala dan Kedudukan Mulia di Sisi Allah