Oleh Ganjar Darussalam, Aktivis Aqsa Working Group (AWG) Jawa Barat
GENERASI muda Islam merupakan pilar penting dalam kebangkitan umat dan kejayaan Islam. Di tangan mereka ada masa depan yang diharapkan mampu membawa perubahan positif umumnya bagi manusia khususnya dunia Islam.
Dalam perjalanan hidup ini, tantangan, hambatan dan godaan akan selalu datang, akan tetapi ingatlah bahwa generasi muda memiliki potensi yang luar biasa untuk membuat perbedaan sebaliknya. Yaitu tantangan menjadi peluang, hambatan menjadi kesempatan dan godaan harus dilumpuhkan.
Mengelola masa muda agar memiliki karakter yang kuat, jiwa yang tangguh, serta taat dalam agamanya, merupakan suatu perjuangan yang tidak mudah dan sederhana. Sebab pertentangan yang paling berat dan sulit serta menantang dalam fase kehidupan ini adalah menundukkan masa muda untuk tumbuh dalam beribadah kepada Allah Ta’ala.
Baca Juga: Silaturahim dengan Sulaturahmi, Ternyata Berbeda Makna
Hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, tentang golongan yang akan mendapatkan naungan Allah SWT di hari akhir kelak salah satunya adalah (syaabun nasya-a fi ‘ibadatillah) pemuda yang menyibukkan dirinya dengan beribadah kepada Allah.
Itulah sebabnya Rasulullah SAW menyebutkan di antara tujuh golongan yang memperolah naungan pada saat tiada naungan kecuali naungan dari-Nya pada hari kiamat adalah pemuda yang tumbuh dalam kerangka beribadah kepada Allah Ta’ala.
Di tengah arus perkembangan dan kemajuan zaman yang dibarengi dengan kehebatan teknologi yang semakin canggih, ada pesan yang perlu disampaikan untuk kalian generasi muda Islam, antara lain:
Pertama, Menjaga Akhlak yang Mulia. Ciri dari seorang Muslim yang sejati, yaitu dia yang memiliki akhlak yang mulia. Akhlak yang mulia (husnul khuluq) akan menghadirkan rasa kasih sayang dan kelembutan. Sebaliknya, penerapan akhlak buruk (su’ul khuluq) menimbulkan kebencian, dengki, dan permusuhan.
Baca Juga: Keistimewaan Puasa Enam Hari Bulan Syawal Seperti Berpuasa Setahun
Akhlak ini dapat mengantarkan seseorang di surga Allah beriringan dengan ketakwaan. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَكْثَرِ مَا يُدْخِلُ النَّاسَ الْجَنَّةَ ، تَقْوَى اللَّهِ وَحُسْنُ الْخُلُقِ
“Yang paling banyak memasukkan manusia ke dalam surga, (adalah) takwa kepada Allah dan husnul khuluq (berperilaku baik).” (HR. At-Tirmidzi dan al-Hakim)
Adapun Allah SWT berfirman :
Baca Juga: Syawalan di Semarang, Potret Harmoni Budaya dan Peningkatan Ekonomi Rakyat
خُذِ الۡعَفۡوَ وَ اۡمُرۡ بِالۡعُرۡفِ وَ اَعۡرِضۡ عَنِ الۡجٰہِلِیۡنَ
Artinya: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh,” (QS. Al-A’raf: 199).
Kedua, Menuntut Ilmu dengan Ikhlas. Ilmu adalah cahaya yang menerangi jalan kehidupan. Berusahalah untuk menuntut ilmu, terutama Ilmu agama yang tidak hanya untuk kepentingan dunia, tetapi juga untuk akhirat. Ilmu yang bermanfaat adalah bekal yang akan menjadi penuntun di dunia dan penyelamat di akhirat.
Pemuda yang ingin sukses dunia dan akhiratnya adalah mereka generasi muda yang pandai memanfaatkan peluang masa mudanya untuk terus menuntut ilmu, agar tidak dikatakan sebagai manusia yang awam dalam segala hal jauh dari ilmu dan pengetahuan. Ia menyadari bahwa peluang itu tidak akan berulang. Ia memanfaatkan masa muda yang kuat sebelum datang masa lemahnya (tua).
Baca Juga: Sungkeman, Tradisi Penuh Makna dalam Momen Idul Fitri
Menuntut ilmu adalah jalan mudah menuju Syurga, seperti dikatakan dalam sabda Nabi SAW
وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا، سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ
“Barangsiapa yang menempuh jalan untuk menuntut ilmu, Allah Ta’ala akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim no. 2699)
Ketiga, Membangun Karakter yang Kuat. Keimanan yang kokoh dan karakter yang kuat akan menjadikan pribadi-pribadi generasi muda Islam yang tangguh di tengah berbagai ujian kehidupan. Jangan biarkan dunia yang penuh dengan fitnah dan godaan merusak keteguhan hati. Tetaplah istiqamah dalam amal dan kebaikan.
Baca Juga: Kerasnya Hati Orang Yahudi
Tidak salah jika karakter dan keimanan yang kuat dewasa ini, kita belajar dari para pemuda di jalur Gaza dan Palestina secara umum, kedzaliman dan penjajahan yang dilakuan Zionis Yahudi yang mereka rasakan setiap saat justru menyuguhkan berbagai kisah yang mengharu biru.
Para pemuda Palestina melihat dunia ini dengan karakter Islam dan keimanan. Itulah sebabnya, mereka berbondong-bondong mewakafkan diri sebagai syuhada. Bukan semata hanya untuk membebaskan negerinya saja, tetapi juga menunjukkan arti keimanan kepada seluruh kaum muslimin. Ini bermakna bahwa syariat Islam mengenai jihad masih mereka warisi.
Keempat, Menghargai Persatuan Umat. Sebagai generasi muda, penting untuk menjaga persatuan umat Islam. Perbedaan pendapat adalah hal yang wajar, namun jangan sampai merusak ukhuwwah (persaudaraan) kita. Bersatu dalam keberagaman adalah kekuatan yang tak tergoyahkan.
Bukankah Islam bagaikan satu tubuh yang tak terpisahkan satu dengan yang lainnya, bagaikan satu bangunan dengan pondasi yang kuat, persatuan adalah kunci kemenangan dan kejayaan sedangkan perpecahan adalah sumber kekalahan. Persatuan Islam adalah kewajiban yang diperintahkan Allah Ta’la seperti firman Nya dalam Q.S Ali Imran ayat 103.
Baca Juga: Wae Rebo: Desa di Atas Awan dengan Rumah Adat Unik
Kelima, Berkontribusi untuk Kebaikan Umat. Jadilah generasi yang bermanfaat bagi masyarakat. Islam mengajarkan kita untuk tidak hanya memikirkan diri sendiri, tetapi juga peduli terhadap sesama. Mulailah dari hal-hal kecil, ikut terlibat aktif dalam kegiatan kemasyarakatan yang positif.
Ikut terlibat langsung dalam kehidupan sosial kemasyarakatan menjadi ajang latihan dalam menempa diri. Banyak sekali kita menemukan tokoh tokoh pemuda baik dalam dunia Islam ataupun di tanah air kita di Indonesia yang menjadi pemimpin di tengah masyarakat karena tumbuhnya kepercayaan, itulah bukti bahwa pemuda berkontribusi dalam kebaikan untuk ummat dan masyakarakat.
Keenam, Jaga Diri dari Kemaksiatan. Dunia digital menawarkan banyak kemudahan, namun juga menyimpan berbagai kemaksiatan yang bisa merusak akhlak. Bijaklah dalam menggunakan teknologi dan media sosial. Jangan biarkan hal-hal negatif mempengaruhi iman dan moral generasi kita.
Generasi muda adalah aset berharga bagi umat Islam. Mari kita jadikan diri kita sebagai contoh yang baik, bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk generasi berikutnya. []
Baca Juga: 15 Tips Menjadi Ayah yang Baik: Panduan untuk Ayah Milenial
Mi’raj News Agency (MINA)