Pesantren Al-Fatah Cileungsi Manfaatkan Lahan Wakaf untuk Pertanian dan Peternakan

Penanaman pisang di lahan wakaf Pondok Pesantren Al-Fatah Cileungsi, Bogor. (Foto: dok pribadi MWP)

Meroketnya harga pangan belakangan ini cukup meresahkan masyarakat. Banyak faktor yang menjadi penyebabnya, diantaranya perubahan iklim, belum memadainya infrastruktur pendukung pertanian, kurangnya pemanfaatan teknologi, berkurangnya lahan dan jumlah petani, hingga rendahnya produktivitas pertanian.

Pondok Pesantren Al-Fatah yang berlokasi di Desa Pasirangin, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, mencoba berbuat program terobosan untuk membantu masyarakat sekitar dalam hal memenuhi kebutuhan pangan. Program tersebut dengan memanfaatkan lahan wakaf untuk pertanian dan peternakan.

Pengurus program pemanfaatan lahan wakaf, Samsuri mengatakan, program tersebut diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat dan menjadi edukasi bagi para santri.

Prinsip program yang dijalankan adalah memanfaatkan lahan yang ada agar lebih efektif, efisien, dan maksimal hasilnya sehingga menjadi nilai tambah bagi masyarakat setempat dan para santri.

Penanaman Pisang di Batas Area Tanah Wakaf

Di sekitar batas area tanah wakaf Shuffah Cileungsi yang tidak terlalu luas, tim menanam beberapa pohon pisang yang kini sudah berbuah. Hasil panennya tidak hanya untuk untuk dinikmati oleh tim, tapi juga dijual, yang hasilnya menjadi tambahan pemasukan bagi pesantren.

Penanaman Tanaman Jagung Manis

Penanaman pohon tanaman jagung manis.(Foto: MINA)

Program lain yaitu memanfaatkan lahan dengan menanam tanaman jagung manis. Hal itu sudah berjalan dan panen untuk ke-2 kalinya. Adapun hasil penanaman perdana telah dipanen sebelum Ramadhan 1445 H.

Hasil panen jagung manis tersebut dinikmati oleh masyarakat di lingkungan Markas 1 Cileungsi dengan cara membelinya. Hasil penjualannya digunakan untuk biaya penanaman kembali sehingga lebih banyak.

Tanaman jagung manis yang siap panen 90 hari lagi

Pemanfaatan Area Bawah Guly Hidroponik

Di bidang peternakan, program yang sedang dirintis yaitu pemanfaatan lahan di bawah atau kolong meja/guly hidroponik dengan membuat kolam berukuran 100 x 500 x 70 cm. Dari 8 guly hidroponik yang tersedia, tim MWP baru membuat 1 buah kolam sebagai percobaan, yang diisi 150 ekor bibit ikan gurame.

Penanaman pohon cabai di lingkungan Pesantren Al-Fatah Cileungsi.(Foto: MINA)

Jika program ini berhasil, maka akan menambah jumlah kolam sesuai dana yang tersedia. Ke depannya, ketika semua area bawah guly sudah tergarap, akan ada 8 kolam.

Dengan perkiraan umur panen ikan gurame sekitar 8 bulan, maka dapat dilakukan pengisian bibit ikan gurame setiap bulan, dan panen setiap bulan.

Penanaman Pohon Cabai

Program MWP lainnya adalah penanaman pohon cabai di dalam polybag dan galon bekas. Program ini melibatkan santri Al-Fatah Cileungsi melalui kegiatan ekstrakurikuler pertanian.

Pohon cabai yang kini mulai berbunga, sebagian telah terjual dengan harga Rp15.000 per pohon. Minat terhadap cabai tidak hanya untuk bahan masakan, banyak juga yang tertarik untuk merawat pohonnya.

Penyediaan Hewan Kurban

Hewan kurban di Pesantren Al-Fatah Cileungsi. (Foto: MINA)

Menjelang hari raya Idul Adha, tim menyediakan hewan kurban berupa domba dan kambing.

Bagi masyarakat, khususnya di sekitar pesantren Cileungsi, yang ingin berkurban, saat ini tersedia 18 ekor domba dan kambing dengan harga terjangkau, yaitu antara Rp2,5 juta sampai Rp3,5 juta per ekor.[]

 

Mi’raj News Agency (MINA)

Wartawan: Widi Kusnadi

Editor: Widi Kusnadi