Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pesantren Al-Fatah Siap Sambut Ujian Nasional

Annisa Editor : Widi Kusnadi - 5 jam yang lalu

5 jam yang lalu

9 Views ㅤ

Pimpinan Pondok Pesantren Al-Fatah, Nur Hamid berikan sambutan di Upacara Hari Santri Nasional 22 Oktober. (foto: dok MINA)

Bogor, MINA – Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah Nur Hamid menjelaskan, persiapan yang akan dilakukan lembaganya terkait wacana Ujian Nasional (UN) akan kembali diadakan oleh pemerintah.

Menurut Nur Hamid, pelaksanaan UN adalah bagian dari kebijakan formal pemerintah yang sebelumnya juga telah menjadi rutinitas bagi sekolah-sekolah di tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA).

“Anak-anak kita yang kelas 3 itu sejak awal sudah kita bimbing melalui program bimbingan belajar (bimbel), terutama di tingkat MA. Fokus utamanya sebenarnya untuk persiapan masuk perguruan tinggi. Kalau UN, insya Allah, anak-anak sudah siap karena program bimbel kita mencakup kebutuhan tersebut,” ujarnya saat diwawancarai di Ponpes Al-Fatah Cileungsi, Bogor, Sabtu (4/1).

Ia juga menambahkan bahwa Ponpes Al-Fatah telah bekerja sama dengan institusi pendidikan di Bandung, seperti Sony Sugema College (SSC) Bandung, untuk mempersiapkan siswa-siswi mereka bersaing di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Baca Juga: Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Berpotensi Hujan Ringan

“Program ini sudah berjalan, dan beberapa anak kita bahkan sudah diterima di perguruan tinggi,” tambahnya.

Namun, Nur Hamid juga menyampaikan keprihatinannya terhadap potensi masalah yang dapat muncul jika UN kembali diberlakukan. Seperti adanya proyek tertentu yang mengiringi pelaksanaan UN, seperti penerbitan buku atau kebijakan yang memaksa kelulusan siswa.

“Persoalan seperti ini dulu pernah terjadi, di mana ada tekanan agar semua siswa lulus. Ini membuka peluang bagi guru-guru untuk membantu mengisi jawaban siswa, yang tentu tidak sesuai dengan prinsip pendidikan,” jelasnya.

Ia juga menyoroti sistem pengawasan silang yang diterapkan dalam pelaksanaan UN. Meskipun dapat memperluas silaturahmi antar sekolah, sistem ini menambah beban anggaran dan kesibukan.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi Beberapa Kali pada Sabtu Malam  

Menurutnya, pemerintah mungkin ingin menilai sekolah melalui UN. Tetapi jika UN diadakan lagi itu seolah menunjukkan pemerintah tidak percaya bahwa sekolah mampu menilai kemampuan siswanya sendiri.

Meski demikian, pimpinan pesantren menegaskan bahwa pesantren akan tetap fokus pada proses belajar mengajar dan mendukung kebijakan pemerintah sesuai dengan kemampuan yang ada.[]

MI’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Iskada Aceh Gelar Refleksi Awal Tahun

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
Pendidikan dan IPTEK
Breaking News
Breaking News