Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PESANTREN, JANTUNG PENDIDIKAN UMAT ISLAM INDONESIA

Rana Setiawan - Senin, 15 Juni 2015 - 13:12 WIB

Senin, 15 Juni 2015 - 13:12 WIB

719 Views

Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah Al-Fatah, Cileungsi, Bogor. (Foto: Rudi/MINA)

PESANTREN-300x180.jpg" alt="Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah Al-Fatah, Cileungsi, Bogor. (Foto: Rudi/MINA)" width="300" height="180" /> Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah Al-Fatah, Cileungsi, Bogor. (Foto: Rudi/MINA)

Lamongan, 28 Sya`ban 1436/15 Juni 2015 (MINA) – Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengatakan kontribusi pesantren terhadap bangsa sangat besar. Pesantren juga sebagai jantung lembaga pendidikan keagamaan yang merupakan khas Indonesia.

Pesantren  jantung pendidikan umat Islam, khas Indonesia yang sulit didapati di negara lain,” kata Lukman di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Paciran, Lamongan Jawa Timur, Ahad (14/6) malam.

Hadir pada acara tersebut Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Kepala Kanwil Kemenag Jatim Mahfud Sodar, Pengasuh PP Sunan Drajat KH Abdul Ghofar, Bupati Lamongan Fadly, serta ribuan warga Lamongan dan sekitarnya.

Menurut Lukman, keberadaan pesantren Sunan Drajat sangat penting. Apalagi sebagai satu-satunya pondok pesantren peninggalan Wali Songo, demikian siaran pers Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).

Baca Juga: BKSAP DPR Gelar Kegiatan Solidaritas Parlemen untuk Palestina

“Tinggal satu-satunya pondok pesantren peninggalan salah satu Wali Songo, pemerintah berkewajiban bagaimana pesantren ini bisa lestari,” kata menteri.

Pondok pesantren, menurutnya, sebagai ciri kearifan Wali Songo dalam penyebaran agama Islam masuk ke Indonesia tanpa meneteskan darah.

“Kalau kita baca sejarah, Islam masuk ke Spanyol Andalusia, berapa banyak korban yang jatuh karena peperangan. Tapi Islam masuk ke Indonesia karena kearifan,” ujarnya.

Menag mengatakan, setiap pesantren apa pun jenisnya pasti mengajarkan Islam moderat atau tawasuf. Teologinya bukan Mu’tazilah yang mendewakan akal atau Murji’ah di mana manusia dinilai tidak berdaya.

Baca Juga: Warga Israel Pindah ke Luar Negeri Tiga Kali Lipat

“Bukan Qadariyah atau Jabariyah tapi Asy’ariyah, dan fikih yang dipakai adalah madzhab Syafii,” katanya.

Menurut Lukman, di pesantren tidak hanya kiai atau ulama tapi santri ditanamkan jiwa besar untuk tidak mengklaim kebenaran hanya pada dirinya, selalu ada kerendahhatian seperti pada kalimat akhir kitab kuning, wallahu a’lam bi shawab.

“Hanya di negara yang damai syariat Islam bisa ditegakkan. Kesadaran ini yang terus diajarkan di pesantren,” tutur putra mantan Menag KH Saifuddin Zuhri.

Pondok Pesantren Sunan Drajat dirintis Wali Songo. KH Abdul Ghofar sebagai keturunan Sunan Drajat terus mengembangkan pesantren, hingga saat ini pesantren yang berlokasi di desa Banjarwati Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan memiliki santri sebanyak 13 ribu orang dengan berbagai tingkat lembaga pendidikan.

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Menilik dari namanya, pondok pesantren ini memang mempunyai ikatan historis, psikologis, dan filosofis yang sangat lekat dengan nama Kanjeng Sunan Drajat, bahkan secara geografis bangunan pondok tepat berada di atas reruntuhan pondok pesantren peninggalan Sunan Drajat.(T/R05/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Timnas Indonesia Matangkan Persiapan Hadapi Bahrain

Rekomendasi untuk Anda

Indonesia
MINA Health
Indonesia
Kolom