PONDOK pesantren Shuffah Hizbullah Al-Fatah Cikampek, Karawang, Jawa Barat melaksanakan Pembelajaran Al-Quds wal Maqdisiyah dalam kurikulumnya.
Di samping juga program unggulan lainnya, yakni Nahwu Shorof, Jama’ah Imaamah, Bahasa Arab (pegangan Kitab Al-Arabiyyah Bayna Yadayka), dan tentu saja unggulan utamanya adalah Tahfidz Al-Quran.
Pesantren tersebut berlokasi di Kompleks Masjid Taqwa Kampung Sukamulya RT 003 RW 010 Desa Cikampek Barat, Kec. Cikampek, Kab. Karawang, Jawa Barat.
“Kami mengajarkan pembelajaran ini agar para santri sebagai generasi pembebas Al-Aqsa dan Palestina mempunyai bekal pengetahuan, penghayatan serta rasa cinta terhadap Masjid Al-Aqsa dan Palestina,” ujar Ustadz Mukhlishin, Lc. saat dihubungi MINA, Ahad, 8 Juni 2025.
Ia menjelaskan, pembelajaran Al-Quds wal Maqdisiyah diterapkan mulai jenjang Raudhatul Athfal (usia TK), Ulaa (jenjang Sekolah Dasar), Wustho dan ‘Ulya (jenjang Menengah). Termasuk untuk ikhwan dan akhwat pada Halaqah Majelis Ta’allum.
Pesantren yang relatif masih baru itu saat ini memiliki 42 santri putra dan putri, yang terdiri dari Jenjang Ulaa (15 santri), Jenjang Wustho (16 santri) dan Jenjang Ulya (11 santri).
“Pembelajaran Al-Quds untuk santri tersebut dilaksanakan empat jam pelajaran dalam satu pekan,” lanjutnya.
Sebagai referensi buku yang digunakan adalah buku-buku karya Imaam Yakhsyallah Mansur dan Ustadz Ali Farkhan Tsani, di antaranya Buku “Masjidil Aqsha Tanggung Jawab Seluruh Umat Islam” dan Buku “Hubungan Indonesia dan Palestina”.
Baca Juga: Buka Hari dengan Bismillah, Tutup Malam dengan Alhamdulillah
Buku lainnya, “Pelajaran Al-Quds wal Maqdisiyah untuk MTs”, karya Ustadz Ali Farkhan Tsani, dan Buku “40 Hadits tentang Al-Aqsha”.
Ustadz Mukhlishin, Lc, yang juga alumni Pondok Pesantren Al-Fatah Al-Muhajirun, Negararatu, Natar, Lampung Selatan, mengatakan, pesantrennya didirikan untuk mempersiapkan generasi yang paham Al-Jama’ah, dengan dasar Al-Quran dan As-Sunnah, menapaktilasi para Assabiqunal Awwalun dalam mewujudkan masyarakat wahyu.
Adapun metode yang digunakan di pesantren tersebut adalah metode pembelajaran sesuai dengan metode pendidikan Ash-Shuffah, di antaranya:
1.Metode Halaqah (Lingkaran).
Baca Juga: Kemdiktisaintek Luncurkan Program Penguatan PTS 2025, Targetkan 335 Kampus Swasta
2.Metode Al-Hiwar wa Al-Mujadalah (Dialog dan Diskusi).
3.Metode Al-Khutbah (Ceramah).
4.Metode Al-Qishshah (Kisah).
5.Metode Tathbiq (Penugasan).
Baca Juga: Mendiktisaintek Luncurkan Program Beasiswa Doktor untuk Dosen, Targetnya 5.000 Orang
6.Metode Al-Uswah wa Al-Qudwah (Keteladanan).
7.Metode Dharb Al-Amtsal (Perumpamaan).
Untuk mendapatkan Ijazah Formal, pesantren tersebut menempuh melalui Pendidikan Kesetaraan Paket A (SD), Paket B (SMP), Paket C (SMA) di PKBM Linggih Sinau Karawang.
Rencana ke depannya, akan mendaftarkan Podok Pesantren tersebut untuk menyelenggarakan PKPPS (Pendidikan Kesetaraan Pondok Pesantren).
Baca Juga: Menggali Potensi Anak: Pendidikan yang Menciptakan Pemimpin Masa Depan
Aktif dalam Aksi Bela Palestina
Salah satu Pembina santri, Ustadzah Elis Laila Hidayah menambahkan tentang kegiatan di luar kelas santri-santrinya.
Selain pembelajaran dilaksanakan di lingkungan kompleks pesantren, santri-santri juga diikutsertakan dalam kegiatan aksi-aksi bela Palestina, baik yang diselenggarakan oleh Lembaga Kepalestinaan Aqsa Working Group (AWG) maupun lembaga lainnya di daerah Karawang.
Santri-santri juga berpartisipasi menjadi pengisi acara Aksi Bela Palestina, seperti membaca puisi, berorasi, penampilan teatrikal dan membawakan nasyid perjuangan.
Baca Juga: SMA Alfa Centauri Bandung Raih Rekor: 160 Siswa Lolos SNBT 2025
Menurutnya, semua itu bisa terlaksana karena penerapan pola pendidikan Ash-Shuffah. Yakni pola pendidikan Ala Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yang menjadi bagian penting perjalanan umat Islam.
“Materi pembelajaran bersumberkan dari Al-Quran dan As-Sunnah. Masjid Al-Aqsa dan Palestina pun akan bebas dengan Al Quran serta dengan bersatunya umat Islam seluruh dunia dalam satu kepemimpinan. Itu yang menjadi visi, visi dan tujuan Pondok Pesantren kami,” ujarnya.
Kegiatan eksktrakurikuler di antaranya futsal dan renang. Ada juga kegiatan Muhadhoroh, latihan berpidato dalam bahasa Indonesia dan bahasa Arab, setiap malam Ahad.
Baca Juga: Patah Sebelum Tumbuh, Anak-anak yang Kehilangan Sosok Ayah atau Ibu
Berbagai Prestasi Santri
Di bidang akademik maupun non-Akademik, santri-santri Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah Al-Fatah Cikampek, Karawang, telah berhasil di berbagai prestasi, mulai tingkat regional hingga nasional.
Pesantren yang telah memiliki Piagam Statistik Pesantren dari Kementerian Agama tahun 2023 itu, antara lain menjuarai Musabaqah Syahril Quran tingkat Kabupaten Karawang, Juara Lomba Pidato Bahasa Arab Tingkat Nasional, Juara Menulis Artikel Pelajar tingkat Nasional, Juara Puisi, dsb.
Beberapa lulusannya pun berhasil memasuki berbagai perguruan tinggi. Di antaranya, Fatwa Iqomatul Haq bin Bunyamin, santri hafidz 30 juz yang diterima di LIPIA (Lembaga Ilmu Pengetahuan Islam dan Arab), sebuah perguruan tinggi bahasa Arab terkemuka di Indonesia, di bawah Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud, Riyadh, Arab Saudi.
Baca Juga: SMA Unggul Garuda Dirancang untuk Akses ke Universitas Dunia
Lainnya, ada Khabab Syahdan bin Wawan Amirudin, asal Jakarta, yang kuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jurusan Hukum.
Dari santri putri, ada Najma Aufa Dhiya binti Ali Yusup, santri hafidz 18 juz, asal Cikampek, yang mendapatkan beasiswa tahfidz di Horizon University Indonesia Karawang D-3 Kebidanan.
Najma Aisyah Ramadhani binti Sutarman, santri hafidz 23 juz, asal Cikampek, menerima beasiswa kuliah di UIN Purwokerto Jurusan Bahasa Arab.
Lina Rahmawati binti Solihin, santri hafidz 15 juz, asal Banjarnegara, kini kuliah di Darun Nuhat Jurusan Nahwu dan Shorof.
Baca Juga: Pendaftaran Beasiswa PMDSU 2025 Resmi Dibuka, Kuliah S2 dan S3 Gratis
Ada juga, Raisa Azkia Salsabila binti Kusairi, hafidz 25 juz, asal Tasikmalaya, lanjut kuliah di STAI Al-Hidayah Jurusan Bahasa Arab.
Laila Nur Syahidah binti Nursalim, hafidz 19 juz, dari Bekasi, lanjut ke STAI Al-Aqidah Jurusan PGPAUD.
Ada pula, Siti Zahrah binti Suhendra dari Bekasi, kini belajar di Ma’had Riyadhus Sholihin Jakarta, Jurusan Ilmu Syariah.
Baca Juga: Jangan Tunggu Tua untuk Taat: Saatnya Gen Z Tampil Keren dengan Ketaatan
Kesan Santri
Beberapa santri yang kini sedang menekuni pendidikannya di Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah Al-Fatah Cikampek, Karawang, Jawa Barat memberikan kesan mendalamnya.
Sebut saja, Syahril Ibnu Wijaya bin Egy Subagio Delianto, santri kelas 1 Ulya dari Tanjung Priuk, Jakarta Utara.
“Alhamdulillah saya senang bisa menuntut Ilmu di Ma’had ini walaupun kadang capek. Belajar di sini jadi tahu tentang Al-Jama’ah serta kepemimpinan dan tanggung jawab dalam Al-Jama’ah. Metode pembelajarannya pun mudah difahami,” ujarnya.
Ketika menerima pembelajaran Al-Quds, menjadikannya cinta dan membuat ingin berjuang untuk membebaskan Al-Aqsa.
“Saya juga dilatih rasa tanggung jawab dan kemandirian terhadap lingkungan dan diri sendiri, juga sering dilibatkan dalam mengurus kebersihan lingkungan,” lanjutnya.
Ia dan sesama santri juga sering diajak Mudir untuk mendampingi dan mengenal pengajian di Riyasah-Riyasah dan mengenal para ikhwan.
Kesan lainnya, dari Isyah Turrodiyah, santri kelas 1 Ulya, anak yatim dari Lembata, Nusa Tenggara Timur.
“Alhamdulillah saya merasa betah di sini. Di sini saya mulai bisa memahami Al-Jama’ah. Di sini baru tahu tentang cara membebaskan Al-Aqsa itu dengan berjama’ah,” katanya.
Ia dan teman-temannya juga sering diikutkan dalam kegiatan aksi-aksi bela Al-Aqsa. “Senengnya, semua pelajaran dikaitkan dengan Al-Jama’ah,” imbuhnya.
Ia dan sesama santri juga santri senang karena seringkali dilibatkan dalam kegiatan memasak dan kebersihan lingkungan Pondok.
“Kita juga dilibatkan dalam kegiatan kemasyarakatan seperti kegiatan Ta’lim, acara pernikahan, dan lainnya,” imbuhnya.
Ya, dari Pondok Pesantren Shuffah Hizbullah Al-Fatah Cikampek, Karawang, Jawa Barat diharapkan muncul generasi penerus risalah Al-Jama’ah dan para pembebas Al-Aqsa. []
Mi’raj News Agency (MINA)