Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pesawat Drone Targetkan Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara

Ali Farkhan Tsani Editor : Widi Kusnadi - 38 detik yang lalu

38 detik yang lalu

0 Views

Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara

Gaza, MINA – Dalam serangan terbarunya terhadap sistem perawatan kesehatan Gaza yang hancur, Israel sekali lagi menargetkan Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara, kali ini melalui pesawat nirawak (drone).

Pejabat Kesehatan setempat mengatakan pada Ahad malam (18/5) bahwa serangan terjadi di sekitar Rumah Sakit Indonesia dan pengepungan militer Israel memaksanya untuk ditutup. Al Jazeera melaporkan.

Sementara pasukan Israel juga melakukan serangan darat di utara dan selatan wilayah yang dibombardir, lanjut laporan.

RS Indonesia adalah fasilitas medis utama di utara setelah serangan udara Israel tahun lalu juga memaksa rumah sakit Kamal Adwan dan Beit Hanoon untuk berhenti menyediakan layanan kesehatan.

Baca Juga: Penjajah Israel Kepung Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara

“Ada penargetan langsung terhadap rumah sakit termasuk unit perawatan intensif,” kata Direktur RS Indonesia Dr Marwan al-Sultan dalam sebuah pernyataan.

Dia menambahkan bahwa tidak seorang pun dapat mencapai fasilitas tersebut, yang memiliki sekitar 30 pasien dan 15 staf medis di dalamnya.

Israel telah berulang kali menargetkan rumah sakit selama perang 19 bulan di Gaza.

Kelompok hak asasi manusia dan para ahli yang didukung PBB mengecam Israel yang secara sistematis menghancurkan sistem perawatan kesehatan Gaza.

Baca Juga: 35 Tentara Israel Bunuh Diri Sejak Agresi di Jalur Gaza

Sebelumnya, Dr Muhammad Abu Salmiya, Direktur RS Asy-Syifa di wilayah kantong yang terkepung di utara, mengatakan bahwa serangan terbaru menunjukkan bahwa serangan Israel terhadap rumah sakit Gaza semakin intensif.

“Tim medis benar-benar menderita, dan kami hanya memiliki beberapa tim medis dan staf yang tersisa. Padahal masih banyak orang membutuhkan lebih banyak perawatan medis,” kata Abu Salmiya.

Ribuan pasien yang sakit dan terluka bisa meninggal kapan saja jika tanpa penanganan medis, ia memperingatkan. Donor darah juga sangat dibutuhkan.

Rumah Sakit Berhenti Beroperasi

Baca Juga: Front Populer untuk Pembebasan Palestina Kecam Rencana Trump Usir Warga Gaza

Kementerian Kesehatan Gaza mengonfirmasi bahwa pasukan Israel mengepung fasilitas di Beit Lahiya, seraya menambahkan bahwa “keadaan panik sedang terjadi”.

Kementerian tersebut kemudian mengatakan bahwa Israel telah menghentikan kedatangan pasien dan staf, “yang secara efektif memaksa rumah sakit tersebut berhenti beroperasi”.

Dengan penutupan RS Indonesia, semua rumah sakit umum di Provinsi Gaza Utara sekarang tidak beroperasi, lanjutnya.

Fasilitas perawatan kesehatan Gaza telah menjadi sasaran berulang kali selama serangan mematikan Israel yang dimulai 18 bulan lalu.

Baca Juga: Zionis Lanjutkan Serangan di Gaza Sehari Setelah Trump Tinggalkan Timteng

Fasilitas lain di wilayah utara yang telah dibom, dibakar, dan dikepung oleh militer Israel sejak dimulainya perang termasuk RS Kamal Adwan, RS Asy-Syifa, RS Al-Ahli, dan RS Al-Awda. Puluhan klinik medis dan kendaraan ambulan juga ikut diserang.

Penargetan fasilitas kesehatan, tenaga medis, dan pasien dianggap sebagai kejahatan perang berdasarkan Konvensi Jenewa 1949.

Israel juga telah menggempur beberapa rumah sakit di wilayah tengah dan selatan Gaza, termasuk RS Al-Aqsa di Deir el-Balah dan Kompleks Medis Nasser di Khan Younis.

Awal pekan ini, Israel menyerang dua rumah sakit di Khan Younis. Serangan lainnya, sejumlah 9 rudal menghantam dan mengenai sekitar halaman Rumah Sakit Gaza Eropa, menewaskan sedikitnya 16 orang.

Baca Juga: 57 Warga Gaza Meninggal Akibat Kelaparan

Sementara serangan terhadap Kompleks Medis Nasser menewaskan dua orang, termasuk seorang jurnalis terluka.

Serangan yang terus-menerus terhadap sektor perawatan kesehatan di Gaza telah menghancurkan kemampuannya untuk berfungsi, sementara para dokter mengatakan mereka kehabisan obat untuk mengobati kondisi rutin.

Rumah sakit juga berada di ambang kehancuran total di tengah blokade brutal dan berkelanjutan, di mana Israel terus menghalangi masuknya pasokan medis, bahan bakar, dan bantuan kemanusiaan lainnya yang sangat dibutuhkan termasuk makanan dan air bersih.

Krisis di Gaza telah mencapai salah satu periode tergelapnya, pejabat kemanusiaan memperingatkan, karena kelaparan juga mengancam.

Baca Juga: Serangan Al-Qassam Tewaskan Tentara Zionis

Serangan selama akhir pekan juga telah membuat Rumah Sakit Eropa, satu-satunya fasilitas yang tersisa yang menyediakan perawatan kanker di Gaza, tidak beroperasi.

Para dokter yang masih bertahan di Jalur Gaza mengatakan “tim medis menghadapi banyak tantangan dalam mengobati luka-luka karena kurangnya pasokan medis”.

“Serangan udara Israel di Gaza masih meningkat saat pesawat tak berawak dan jet tempur terbang di langit Gaza,” kata seorang dokter. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Tanggapi Serangan Israel di Gaza, 7 Negara Eropa Tegaskan Tidak akan Tinggal Diam

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Palestina
Palestina
Palestina
Indonesia