Washington, 3 Sha’ban 1436/21 Mei 2015 (MINA) – Sumber pejabat Amerika Serikat (AS) mengatakan, koalisi pimpinan AS telah melakukan serangan udara di kota Ramadi, Irak, yang telah jatuh ke tangan kelompok Islamic State atau ISIS Ahad lalu (17/5).
Serangan itu terjadi Rabu (20/5), sehari setelah PBB mengatakan, setidaknya 25.000 orang telah meninggalkan kota sebelum terjadi pertempuran yang lebih sengit, di mana sekitar 3.000 milisi Syiah siap bergabung dengan pasukan pemerintah merebut kembali ibukota Provinsi Anbar itu.
“Kami telah melakukan serangan udara hari ini di Ramadi, saya telah diberitahu,” kata seorang pejabat Departemen Luar Negeri AS, Al Jazeera yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Sementara pasukan Irak, dikabarkan mereka berperang melawan ISIS dekat Ramadi pada malam hari.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Pasukan pemerintah yang didukung oleh satuan milisi Syiah telah berkumpul di pangkalan militer dekat Ramadi dalam persiapan melancarkan serangan balik.
Kota Habbaniya yang terletak antara kota Ramadi dan Fallujah, telah berada di bawah kendali ISIS selama lebih satu tahun dan lokasinya 50km dari ibukota Irak, Baghdad.
Pejuang ISIS telah menyita tank, artileri dan sejumlah besar amunisi yang ditinggalkan oleh pasukan Irak yang melarikan diri.
“Daesh (ISIS) menyerang kami sekitar tengah malam,” kata Amir Al-Fahdawi, pemimpin pasukan suku Sunni pro-pemerintah di daerah, Rabu, menggunakan istilah Arab untuk ISIS.
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama
“Kali ini mereka datang dari arah lain dalam upaya melancarkan serangan kejutan, tapi kami waspada, setelah sekitar empat jam pertempuran, kami mematahkan serangan mereka.”
Kepala Dewan Provinsi Anbar, Sabah Karhout, mengatakan, ISIS ingin menghubungkan Ramadi dan Fallujah. (T/P001/R11)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Agresi Cepat dan Besar Israel di Suriah Saat Assad Digulingkan