Istanbul, MINA – Panitia Freedom Flotilla Coalition (FFC) menggelar Non Violence Training (pelatihan untuk aksi non kekerasan) yang digelar di Istanbul, Jumat – Sabtu (19-20/4).
Wartawan Kantor Berita MINA, Nurhadis dari Istanbul melaporkan langsung pada Sabtu (20/4), pelatihan ini diikuti oleh aktivis kemanusiaan yang berasal dari 37 negara peserta Freedom Flotilla.
“Peserta pelatihan dibagi menjadi dua grup. Pelatihan untuk grup pertama digelar pada Jumat (19/4) kemarin diikuti oleh peserta dari US, Jordan, Rusia, UK, Dagestan, Norwegia, Kuwait, Irak, Suriah, Palestina, Bahrain, Makedonia Utara, Maroko, Mesir, Australia, Indonesia, dan Irlandia,” kata Nurhadis.
Sementara group US yang kedua mengikuti pelatihan pada hari kedua bersama Malaysia, Kanada, Aljazair, Belanda, Jerman, New Zealand, Skotlandia, Austria, Yunani, Belgia, Mauritania, Pakistan, Bosnia Herzegovina, Brunei Darussalam, Afrika Selatan, Argentina dan Spanyol.
Baca Juga: Uni Eropa Berpotensi Embargo Senjata ke Israel Usai Surat Penangkapan ICC Keluar
Salah seorang pelatih, Huwaida Arraf memaparkan, panitia tidak bisa menjamin keselamatan seluruh peserta dalam misi kemanusiaan menembus blokade Gaza ini. “Tapi kami akan berupaya melakukan yang terbaik,” katanya.
“Kita disiapkan untuk skenario terburuk dan apa yang akan kita lakukan nanti jika Israel menyerang kita,” lanjutnya.
Panitia FFC lain, Ann Wright mengatakan jika tentara Israel menyerang, maka peserta dilarang untuk kontak fisik maupun verbal.
“Kita juga tidak perlu berlari, melempar sesuatu dan melompat ke atas perahu tentara Israel,” tegasnya.
Baca Juga: Israel Perintahkan Warga di Pinggiran Selatan Beirut Segera Mengungsi
Peserta dari Indonesia berada dalam satu grup pada pelatihan ini. (L/B03/R2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Oposisi Israel Kritik Pemerintahan Netanyahu, Sebut Perpanjang Perang di Gaza Tanpa Alasan