Jakarta, 3 Rajab 1436/21 April 2015 (MINA) – Para peserta Peringatan 60 Tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) telah menyepakati pembentukan Asia Afrika Centre (AAC). Tujuan ACC agar Strategi Baru Kemitraan Asia dan Afrika dapat diwujudkan lebih konkret.
“Rencananya nanti tiap dua tahun sekali akan ada pertemuan antara negara-negara Afrika dan Asia,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia Armanantha Natsir di Jakarta Convention Centre (JCC), Selasa (21/4).
Menurut Natsir, melalui Peringatan 60 Tahun KAA di Jakarta dan Bandung, diharapkan semangat Dasasila Bandung dapat memberikan inspirasi. “Sinergi antara negara-negara Asia dan Afrika akan terus ditingkatkan agar tercapai kemajuan yang signifikan baik di sektor ekonomi, politik, dan sosial,” katanya.
Dia menyatakan sampai saat ini memang kerja sama di kawasan Asia dan Afrika belum optimal, khususnya di sektor perdagangan. “Sebagai tuan rumah KAA ini, Indonesia ingin mendorong agar tercipta banyak peluang kerja sama, sehingga tingkat kemajuan secara bersama-sama Afrika dan Asia,” jelasnya.
Baca Juga: Dr. Nurokhim Ajak Pemuda Bangkit untuk Pembebasan Al-Aqsa Lewat Game Online
Natsir menambahkan semangat Bandung yang telah dideklarasikan tahun 1955 masih tetap relevan dengan kondisi sekarang.Dia menegaskan dalam situasi dunia yang terus berubah secara cepat, masih diperlukan penguatan kerja sama Asia dan Afrika.
“Situasi tahun 1955 memang sejumlah negara masih belum mencapai kemerdekaan, dan saat ini melalui forum KAA juga telah dicapai kesepakatan untuk mendukung kemerdekaan negara Palestina,” katanya.
Dukungan terhadap Palestina, kata Natsir, akan memberikan pengaruh yang kuat secara politik. “Tentunya komitmen yang telah diberikan oleh bangsa Asia dan Afrika kepada Palestina ini akan sangat bermanfaat,” katanya.(L/R04/P2)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Cinta dan Perjuangan Pembebasan Masjid Al-Aqsa Harus Didasari Keilmuan
Baca Juga: Lewat Wakaf & Zakat Run 2024, Masyarakat Diajak Berolahraga Sambil Beramal