KURDI-300x200.jpg" alt="Tentara Kurdi Unit Perlindungan Rakyat (YPG) terus bertempur mempertahankan Kobane, Suriah Utara, dari serangan ISIS. (Foto: ARA News)" width="300" height="200" /> Tentara Kurdi Unit Perlindungan Rakyat (YPG) terus bertempur mempertahankan Kobane, Suriah Utara, dari serangan ISIS. (Foto: ARA News)
Kobane, Suriah, 16 Rajab 1436/5 Mei 2015 (MINA) – Setelah bentrok melawan pejuang Islamic State atau ISIS, pasukan gabungan Kurdi menarik diri dari selatan Kobane, Suriah Utara.
Langkah tersebut memberi kemajuan bagi ISIS yang beberapa pekan yang lalu dikalahkan dalam perebutan Kobane.
Berbicara kepada ARA News Senin (4/5) di Kobane yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), pejuang di jajaran Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Noureddin Gaban mengatakan, pasukan gabungan mundur “taktis” dari lokasi tenggara kota Sirrin, setelah ISIS melancarkan serangan menggunakan berbagai macam senjata.
“Di Sirrin timur, bentrokan berhenti, sementara di utara kota terus berlangsung, di tengah serangan mendadak intens pesawat-pesawat tempur koalisi pimpinan Amerika Serikat,” kata Gaban.
Baca Juga: Netanyahu Tiba di AS untuk Bertemu dengan Trump
ISIS melakukan serangan yang membentang dari Desa Mitras ke daerah-daerah dekat Jalabiya di pedesaan tenggara Kobane.
Korban dilaporkan diderita oleh kedua pihak selama pertempuran.
Bentrokan sengit itu terjadi beberapa hari setelah kepergian pasukan Peshmerga Irak yang telah mendukung rekan-rekan Kurdi Suriah mereka dalam operasi anti-ISIS di Kobane selama beberapa bulan terakhir.
Keputusan Peshmerga meninggalkan Kobane diambil setelah selesainya misi mereka dengan bebasnya kota dari ISIS.
Baca Juga: Dua Tentara Cadangan Israel Ditangkap Atas Dugaan ‘Mata-Mata Iran’
Menurut aktivis Kurdi, kemajuan terbaru ISIS terjadi karena pasukan Kurdi kekurangan senjata berat. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: POPULER MINA] Trump Usul Relokasi Warga Gaza ke Indonesia dan Pertukaran Sandera