Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pesona Fisik Nabi Muhammad SAW: Dalam Kilau Hadits Syamail Muhammadiyah

Redaksi Editor : Arif R - 4 menit yang lalu

4 menit yang lalu

4 Views

Ilustrasi

DALAM sejarah umat manusia, belum ada sosok yang begitu dicintai oleh umatnya melebihi Nabi Muhammad Shalallahu alaihi wa sallam. Kecintaan itu bukan hanya karena ajarannya, tetapi juga karena akhlaknya, kelembutannya, dan bahkan penampilan fisiknya yang memesona.

Imam at-Tirmidzi mengabadikan gambaran detail tentang pribadi dan fisik Rasulullah dalam kitab monumental “Syamail Muhammadiyah”, yang hingga kini menjadi rujukan utama dalam mengenal sosok Nabi dari sisi lahiriah.

Postur Tubuh Rasulullah, di dalam kitab tersebut dijelaskan antara kharisma dan kesederhanaan beliau. Dalam salah satu haditsnya, Imam at-Tirmidzi meriwayatkan:

“Rasulullah SAW bukanlah seorang yang terlalu tinggi dan tidak pula pendek. Beliau berpostur sedang, namun jika berada di tengah-tengah orang, beliau tampak lebih menonjol.” (HR. at-Tirmidzi, Syamail Muhammadiyah no. 1)

Baca Juga: Bintu Al-Syathi’ Mufassirah Hebat dari Mesir

Postur tubuh Nabi mencerminkan keseimbangan. Beliau tidak menjulang tinggi, namun ketika berada di antara para sahabat, auranya menjadikannya tampak lebih tinggi dan memukau.

Tubuhnya tegap, dadanya bidang, dan proporsional. Dalam riwayat lain disebutkan bahwa kedua bahu beliau bidang dan berisi, menunjukkan sosok yang kuat namun lembut dalam pergaulan.

Wajah dan Rambut digambarkan sebagai Ketampanan yang Menggetarkan Hati. Wajah Nabi Muhammad digambarkan sebagai wajah yang bersinar dan bercahaya. Imam at-Tirmidzi meriwayatkan dari Hasan bin Ali, cucu beliau:

“Aku bertanya kepada pamanku Hindun bin Abi Halah tentang ciri fisik Nabi SAW. Ia menjawab: Rasulullah adalah seorang yang sangat tampan dan menawan. Wajahnya bercahaya seperti rembulan di malam purnama.” (HR. at-Tirmidzi, Syamail Muhammadiyah)

Baca Juga: Mahathir Mohamad Genap Berusia 100 Tahun

Rambut Rasulullah juga menjadi bagian penting dari pesona fisik beliau. Rambutnya hitam, tebal, dan agak bergelombang. Beliau membiarkannya terurai hingga ke telinga atau kadang hingga pundak, tergantung pada waktu dan keadaan.

“Rambut Rasulullah tidak terlalu keriting dan tidak pula lurus, melainkan bergelombang. Beliau membiarkannya panjang, kadang menyentuh telinga dan kadang menyentuh pundak.” (HR. at-Tirmidzi, Syamail Muhammadiyah no. 2)

Beliau juga sangat menjaga kerapian rambutnya, bahkan disebutkan bahwa beliau sering menyisirnya dan memberi minyak agar tetap rapi dan wangi.

Wangi tubuh dan pakaian yang selalu terjaga, menjadi ciri yang terpatri dalam ingatan para Sahabat dan diceritakan dalam banyak riwayat hadits.

Baca Juga: Zohran Mamdani, New York dan Suara Dukungan untuk Palestina

Kepribadian Nabi SAW juga terpancar dari wangi tubuhnya. Para sahabat meriwayatkan bahwa beliau selalu harum, bahkan lebih wangi dari wewangian terbaik yang ada saat itu.

“Aku belum pernah mencium sesuatu yang lebih harum daripada bau tubuh Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam.”
(HR. at-Tirmidzi, Syamail Muhammadiyah no. 9)

Ini bukan hanya karena beliau memakai minyak wangi, tetapi karena tubuh beliau memang diberkahi oleh Allah Ta’ala.

Apa yang ditampilkan oleh Nabi Muhammad SAW bukan sekadar keindahan fisik, tetapi cerminan dari keindahan batin. Penampilan beliau selalu rapi, bersih, dan menyenangkan dipandang. Namun yang lebih penting, sikap dan akhlaknya menyempurnakan kesan luar itu.

Baca Juga: Muazzuhrani dan Kisah ”Tol Cileungsi 1980”

Beliau rendah hati meski memesona, lembut meski berwibawa, dan dekat meski disanjung. Inilah yang menjadikan kepribadian Rasulullah sebagai teladan paripurna bagi siapa pun yang ingin tampil baik tanpa kehilangan makna spiritual.

Meneladani Rasul dalam Penampilan
Kitab Syamail Muhammadiyah bukan hanya membahas bagaimana fisik Rasulullah, tapi juga mengajak kita untuk mencintai beliau secara utuh, dari lahiriah hingga batiniah.

Dalam era yang begitu visual seperti sekarang, menjaga kebersihan, kerapian, dan penampilan bukanlah kesombongan, tetapi bisa menjadi bagian dari dakwah dan teladan, sebagaimana diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallahu alaihi wa sallam. Karena mencintai Rasul bukan hanya mengagumi sosoknya, tapi juga meneladaninya. []

Mi’raj News Agency (MINA)

Baca Juga: Rima Hassan, Suara Perlawanan dari Kapal Madleen Menuju Gaza

Rekomendasi untuk Anda