Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PESTA CERAI FENOMENA BARU DI ARAB SAUDI

Septia Eka Putri - Kamis, 19 Maret 2015 - 07:17 WIB

Kamis, 19 Maret 2015 - 07:17 WIB

635 Views ㅤ

Foto : MuslimVillage
Foto : MuslimVillage

Foto : MuslimVillage

Saudi Arabia, 27 Jumadil Awwal 1436/18 Maret 2015 (MINA) – Saya merasa terhormat untuk mengundang Anda ke pesta perceraian saya. Ini adalah jenis undangan yang dikirim oleh sejumlah wanita yang ingin merayakan akhir pernikahannya. Di negeri kaya minyak itu, merayakan pesta cerai adalah fenomena baru.

Sama seperti pernikahan atau pesta kelulusan, peristiwa ini dirayakan di ruang paling mewah, dengan sejumlah besar uang yang dihabiskan untuk teman dan keluarga. Para tamu juga berkewajiban hadir dengan memberikan hadiah-hadiah mahal untuk wanita yang sedang dilanda perceraian.

Seorang profesor dan psikiater sekaligus asisten sekretaris jenderal Persatuan Psikiater Arab, Tariq Habib mengatakan ini adalah fenomena baru dalam masyarakat Saudi.

“Perceraian jelas menghasilkan perasaan sedih dan kebahagiaan,” kata Habib. MuslimVillage melaporkan seperti dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Rabu.

Baca Juga: Militer Israel Akui Kekurangan Tentara dan Kewalahan Hadapi Gaza  

Habib mengatakan, orang tua juga harus mempertimbangkan perasaan anak-anak mereka.

“Jika pesta ini negatif mempengaruhi anak-anak secara sosial dan psikologis, maka harus dibatalkan,” katanya.

“Tapi jika pasangan tidak memiliki anak maka tidak ada yang bisa mencegah wanita dari mengekspresikan kegembiraannya atau membuat perayaan,” lanjut Habib

Dia mengatakan perempuan mungkin ingin merayakan karena mereka telah meninggalkan pernikahan yang gagal atau menunjukkan kepada mantan suami bahwa mereka tidak peduli tentang masalah yang dihadapi.

Baca Juga: Netanyahu Akan Tetap Serang Lebanon Meski Ada Gencatan Senjata

Anggota Perhimpunan Nasional untuk Hak Asasi Manusia, Suhaila Zain Al-Abideen mengatakan perayaan itu telah dipicu oleh kesulitan yang dihadapi kaum perempuan dan menyebabkan perceraian.

“Perempuan yang hidup di bawah ketidakadilan, penghinaan dan penderitaan, sehingga mereka akan merayakannya. Hal ini tidak masuk akal bahwa orang yang benar-benar bahagia merayakan perceraiannya dalam situasi seperti ini,” kata Al-Abideen.

Al-Abideen tidak percaya bahwa anak-anak akan terpengaruh jika ibu mereka bahagia.

“Meskipun pemisahan mempengaruhi anak-anak, mereka akan senang melihat ibunya bahagia, terutama jika sang ayah telah menyalahgunakan ibu mereka,” kata Al-Abideen.

Baca Juga: Agresi Israel Hantam Pusat Ibu Kota Lebanon

Muhammad Al-Saidi, profesor hukum Islam di Universita Ummul Al-Qura mengatakan, Allah membenci perceraian, sebagaimana ditegaskan dalam hadis, dan bahwa orang harus tidak merayakan tragedi sosial bahkan jika mereka senang tentang hal itu.

Al-Saidi mendesak media untuk meningkatkan kekhawatiran tentang pesta tersebut, dan mendorong orang untuk tidak menghadiri. “Hal ini akan menyebabkan tragedi masa depan,” katanya.

Seorang ahli fisiologi dan keluarga konselor bersertifikat di Dewan Arab, Sahar Rajab mengatakan warga negara Saudi seharusnya tidak meniru gaya Barat dengan merayakan pesta, bahkan jika mereka sangat marah.

“Kasus-kasus perceraian meningkat dalam taraf yang mengkhawatirkan,” katanya.

Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Serukan Pengusiran Israel dari PBB

“Bagaimana mungkin para tamu dapat merayakan pesta wanita yang bercerai ketika mereka mengucapkan selamat pada hari-hari pernikahan sebelumnya?” ujar Rajab.

Spesialis sosial Haifa Safouk mengatakan, beberapa wanita merayakan hanya untuk mencari perhatian.

“Ada banyak alasan untuk perilaku ini, tapi sebagian besar adalah karena perempuan tersebut bodoh dan tidak intelek,” ujar Safouk.

Dia mengatakan beberapa wanita merayakan karena masyarakat tidak menunjukkan belas kasihan mereka, sehingga hal ini merupakan cara untuk melepaskan frustrasi mereka dan perasaan negatif.

Baca Juga: Anak-Anak Gaza yang Sakit Dirujuk ke Yordania

“Selain itu, para tamu diundang ke acara karena mereka ingin mendukung perceraian tersebut. Ini bukan cara yang tepat untuk menunjukkan dukungan,” tegasnya. (T/P007/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Baca Juga: Israel Bunuh Pejabat Hezbollah Mohamad Afif

Rekomendasi untuk Anda

Khadijah
Khadijah
Khadijah
Internasional