Gaza, MINA – Saat mengumpulkan madu memasuki musimnya, peternak lebah Gaza menghadapi tantangan serius. Iklim yang tidak stabil bersama dengan pestisida mematikan yang disemprotkan oleh pesawat Israel di tanah Palestina, mengakibatkan penurunan tingkat produksi madu yang diharapkan.
Malik Qudih, seorang peternak lebah dari daerah Khuza’a di sebelah timur Provinsi Khan Yunis di Jalur Gaza selatan, menekankan efek radikal dari tantangan ini terhadap penghidupan peternak lebah Gaza yang hanya bergantung pada karir ini. Demikian dikutip dari Palinfo, Ahad (7/5).
“Tahun ini menjadi saksi penurunan produksi madu yang paling signifikan,” kata Qudih.
Dia mengatakan, tingkat produksi madu yang diharapkan adalah 7 hingga 8 kilogram per sarang, sedangkan produksi tahun ini hanya 2 hingga 3 kilogram per sarang.
Baca Juga: Prancis Dukung Rencana Arab untuk Bangun Kembali Gaza
Sementara itu, peternak lebah Fahd Dahduh memutuskan menunda panen madunya, dengan alasan musim dingin yang diprediksi akan sangat menunda produksi madu.
Dahduh, yang memiliki 50 sarang lebah, mendesak pihak terkait untuk melindungi produksi lokal dan melarang impor madu selama produksi lokal tersedia di pasar.
Sementara itu, Adham El-Bassiouni, Juru Bicara Kementerian Pertanian Palestina di Gaza, memperkirakan produksi 200 ton madu selama musim ini di Gaza, yang katanya, tidak memenuhi permintaan lokal secara keseluruhan.
Bassiouni menambahkan pemeliharaan lebah telah meningkat selama dekade terakhir di Gaza, menunjukkan bahwa jumlah sarang meningkat menjadi 25.000 sarang.
Baca Juga: Genosida Israel per 23 April 2025: 51.300 Lebih Syahid
Dia menggarisbawahi, kementeriannya mengutamakan produksi lokal dan hanya mengizinkan impor madu untuk memenuhi kebutuhan lokal. (T/R7/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Mayat Hangus Terbakar Ditemukan di Sekolah yang Dibom Israel