New York, 21 Shafar 1438/21 November 2016 (MINA) – Seorang Yahudi Amerika Serikat (AS) yang menjabat Direktur Liga Anti-Penistaan (ADL) mengatakan, dirinya berjanji akan mendaftar sebagai Muslim jika Donald Trump merealisasikan pendataan khusus untuk umat Islam sebagai bukti kampanyenya yang akan menekan keberadaan Muslim di negara itu.
“Pada hari mereka membuat pendataan bagi umat Islam adalah hari yang saya akan mendaftar sebagai Muslim karena iman Yahudi saya, dan komitmen untuk memperjuangkan nilai-nilai inti Amerika, karena saya ingin negara ini menjadi besar seperti biasanya,” kata Jonathan Greenblatt kepada AFP.
Selama kampanye, kandidat Presiden terpilih Donald Trump beberapa kali menyebutkan akan melarang Muslim bepergian ke Amerika Serikat, dengan cara memberlakukan pengetatan berkas berkali lipat dari biasanya. Trump juga berjanji akan mengusir 2-3 juta imigran ilegal di hari pertama ia bertugas di Gedung Putih.
Ditanya oleh MSNBC pada November tahun lalu, apakah Gedung Putih harus melembagakan sistem database untuk melacak Muslim di negara itu, Trump menjawab, “Oh, saya pasti akan menerapkan itu, benar-benar.”
Baca Juga: AS Tolak Laporan Amnesty yang Sebut Israel Lakukan Genosida di Gaza
Namun, tim sukses Trump menyangkal pekan lalu dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa presiden terpilih “tidak pernah menganjurkan” database.
Setidaknya dua pendukung Trump menyinggung hal tersebut pekan ini, termasuk salah satunya mengutip Perang Dunia II era kamp Jepang-Amerika sebagai preseden.
“Kami sudah melakukannya berdasarkan ras, berdasarkan agama, dan wilayah,” kata Carl Higbie, sebagai salah satu jubir paling aktif dari timses Trump.
Greenblatt, kerap melakukan kampanye anti diskriminasi, sebelumnya bekerja di Gedung Putih sebagai asisten khusus Presiden Barack Obama. (T/R04/P001)
Baca Juga: Mayoritas Anak Muda dan Wanita AS Kecam Serangan Israel di Gaza
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Trump Ancam Keras Jika Sandera Israel Tak Dibebaskan Sebelum Pelantikannya