wukuf-di-arafah-al-wasath-300x178.jpg" alt="Jamaah Haji wuquf di padang Arafah. (foto: alwasath)" width="300" height="178" /> Jamaah Haji wuquf di padang Arafah. (foto: alwasath)
Mekkah, 6 Dzulhijjah 1436/20 September 2015 (MINA) – Jamaah haji harus memanfaatkan wukuf untuk memahami eksistensi diri dan menyadari segala perbuatan yang telah dilakukan.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Bidang Bimbingan Ibadah dan Pengawasan Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Ali Rokhmad, Sabtu (19/9).
“Melakukan muhasabah, berdoa untuk keselamatan diri dan keluarga. Jangan banyak silaturahim, atau malah naik ke Jabal Rahmah lalu foto-foto,” kata Ali. Sebagaimana siaran pers resmi Kemenag yang diterima Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Ali mengatakan, wukuf menjadi prosesi utama dalam rangkaian ibadah haji. Tidak haji tanpa wukuf. Karena itu, wukuf tidak boleh hanya sekadar ritual. Jamaah haji sebaiknya juga memaknai wukuf di Padang Arafah dengan cara berdiam, bermunajat dan berzikir kepada Allah.
Baca Juga: Suriah Sambut Resolusi Pertama Dewan HAM PBB Setelah Jatuhnya Assad
“Jamaah juga harus menyiapkan diri untuk beribadah ketika bergerak ke Padang Arafah pada 8 Dzulhijjah atau 23 September 2015,” ujar Ali.
Menurutnya, jamaah juga dapat membawa peralatan ibadah seperti Al-Quran, sajadah, dan buku manasik yang memuat rangkaian doa.
Jika prosesi wukuf selesai maka jamaah harus bergerak ke Muzdalifah untuk mengumpulkan batu. Jumrah Aqabah menjadi prosesi penting lainnya dalam ibadah haji, yaitu melepaskan hawa nafsu.
Ali pun mengimbau jamaah mempersiapkan diri untuk melontar jumrah di Mina.
Baca Juga: Warga Daraa Suriah Unjuk Rasa Mengutuk Serangan Israel
“Siapkan melontar, beristirahat karena di Mina akan terjadi kepadatan. Manfaatkan waktu yang ada untuk beristirahat, banyak berzikir, dan beribadah,” ujar dia.
Jamaah memiliki dua pilihan untuk mengakhiri prosesi di Mina. Nafar awal berarti jamaah melontar jumrah hingga 12 Dzulhijjah. Nafar tsani berarti jamaah melakukan amalan di Mina hingga 13 Dzulhijjah.
Tahun lalu, jamaah Indonesia lebih banyak yang memilih nafar awal. Ali berharap tidak banyak jamaah yang meninggalkan Mina pada 12 Dzulhijjah atau nafar awal. Ini untuk menghindari kepadatan karena banyak jamaah yang memilih nafar awal.
Ali menyatakan, jamaah yang mengambil nafar tsani tidak perlu khawatir dengan layanan katering. Sebab, PPIH Arab Saudi sudah menyiapkan katering hingga 13 Dzulhijjah.
Baca Juga: Pemerintah Suriah Desak Dunia Internasional Hentikan Serangan Israel
Sementara itu, PPIH Arab Saudi sedang melakukan pendataan jamaah yang melakukan tarwiyah dengan cara jemput bola, yaitu mendatangi setiap sektor. Dia menambahkan, jamaah yang melakukan tarwiyah harus berdiam di Mina sebelum ke Arafah pada 9 Dzulhijjah pagi.
“Jamaah yang melakukan tarwiyah melaksanakan shalat lima waktu di Mina mulai dari Zuhur (8 Dzulhijjah) hingga Shubuh (9 Dzulhijjah) sebelum perjalanan ke Arafah. Kami akan melakukan monitoring,” ujar Ali.
Prosesi puncak ibadah haji akan dilakukan dengan prosesi wukuf di Padang Arafah pada Rabu, 9 Dzulhijjah atau 23 September 2015. Khutbah wukuf untuk jamaah haji asal Indonesia akan dilakukan oleh Naib Amirul Hajj yang juga Rais Syuriah PBNU Masdar Farid Mas’udi. (T/P010/P4)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Sembilan Warga Sipil Syahid oleh Serangan Udara Israel di Suriah