Makkah, MINA – Memasuki fase menginap (mabit) di Mina untuk melontar jumrah, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan menyiapkan badal jumrah.
“Mina harus dipersiapkan dengan jauh lebih baik. Saya imbau jamaah untuk tidak memaksakan diri melontar jumrah. Petugas harus siaga membantu para jamaah, termasuk secara cuma-cuma siap membadalkan lontar jumrah mereka, khususnya yang lansia, risti, dan disabilitas,” pesan di Makkah, Ahad (16/6).
“Secara Fikih, mereka yang tidak mampu bisa dibadalkan lontar jumrahnya. Dan secara khusus, saya minta para petugas harus siap jika diminta melakukannya,” sambungnya.
Gus Men, panggilan akrabnya, meminta PPIH untuk segera mengidentifikasi jamaah yang harus dibadalkan.
Baca Juga: Kemenag Tutup Masa Operasional Haji 2024 di Jakarta
“Jamaah yang secara fisik tidak memungkinkan, saya minta lontar jumrahnya dibadalkan. Intinya kita tidak mau jamaah ini dipaksakan kondisi fisiknya,” katanya.
“Tidak ada pungutan apa pun atas badal lontar jumrah oleh petugas,” lanjutnya.
Gus Men menambahkan, kondisi menginap di Mina untuk lempar jumrah jauh lebih berat dibanding di Arafah dan Muzdalifah. Sebab, jamaah akan tinggal lebih lama di tenda Mina. Selain itu, jika di Arafah dan Muzdalifah jamaah relatif hanya berdiam di tenda, di Mina ada aktivitas lontar jumrah.
Selama di Mina, jamaah melaksanakan lontar Jumrah Aqabah pada 10 Zulhijjah, dilanjutkan jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada hari-hari Tasyrik.
Baca Juga: PPIH Mencatat Sekitar 45 Jamaah Haji Indonesia Masih Dirawat di RS Arab Saudi
Menag Yaqut juga meminta Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk menerapkan skema perlindungan, pelayanan, dan pembinaan dengan menyesuaikan kondisi fisik jamaah, agar mereka tidak memaksakan. []
Mi’raj News Agency (MINA)