Jerusalem, 16 Rabi’ul Awwal 1435/18 Januari 2014 (MINA) – Pusat Hak Asasi Manusia Palestina (PCHR) melaporkan selama sepekan (9-15), pasukan penjajah Israel telah melakukan 72 kali serangan dan menculik tujuh anak, melukai 13 warga sipil Palestina, termasuk dua anak-anak dan wanita, dan seorang aktivis internasional selama sepekan protes yang dilancarkan di seluruh Tepi Barat.
“Puluhan pos pemeriksaan juga didirikan pasukan Israel di Tepi Barat, ” ungkap International Middle East Media Center (IMEMC) yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA), Sabtu.
Pasukan Israel dilaporkan berpatroli di sejumlah kawasan Tepi Barat termasuk di kawasan lahan pertanian untuk mencegah pergerakan warga sipil Palestina dan menyatakan zona militer tertutup.
Tentara Israel menyita kawat berduri dan menumbangkan pohon- pohon berusia kurang dari satu tahun yang ditanam untuk pengembangan cagar alam di atas lahan seluas 1.000 Ha yang diwakafkan oleh keluarga Mehmed kepada Departemen Pertanian. Proyek tersebuti didanai oleh Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO).
Pada Minggu lalu (12/1) pasukan Israel disertai oleh petugas dari Administrasi Sipil dan polisi menyita traktor Deere milik Mustafa ‘Aqab Ban’ Odah saat ia bekerja pada lahan pertanian di al-Ahmardi di kawasan al-Ra utara Lembah Jordan, sebelah timur Tubas.
Serangan Israel di Jalur Gaza
Di Jalur Gaza, pasukan Israel melakukan lima sortie serangan udara, dua kali penembakan di sepanjang pagar perbatasan dan enam aksi penembakan lainnya terhadap perahu nelayan Palestina.
Pada Kamis (9/1), dua anggota i kelompok bersenjata terluka ketika pesawat tempur Israel menembakkan rudal terhadap kendaraan motor yang berlalu-llang di sebelah timur Khan Yunis, di Jalur Gaza selatan.
Selain itu, seorang anak berumur tiga tahun menderita luka-luka ringan akibat pecahan kaca. Pada hari yang sama, sebuah pesawat perang Israel menembakkan rudal di sebuah kamp pelatihan milik Brigade al-Quds (pasukan bersenjata ayap Jihad Islam), sebelah barat Rafah . Kamp pelatihan yang sama diserang lagi 15 menit kemudian, namun tidak ada korban dilaporkan dalam kedua serangan.
Pada Sabtu lalu, seorang warga sipil cedera ketika pasukan Israel ditempatkan di sepanjang perbatasan pagar sebelah timur dari Jabalia, di Jalur Gaza utara, dan melepaskan tembakan pada kelompok pemuda yang berjarak beberapa meter dari pagar.
Pada Senin (13/1), pesawat tempur Israel melancarkan tiga serangan udara terhadap kamp pelatihan milik kelompok bersenjata Palestina selatan di Deir al-Balah dan timur laut dari al-Nusseirat, di Jalur Gaza tengah. Akibatnya, kamp rusak dan seorang anak tiga tahun terluka oleh pecahan kaca saat ia berdiri dengan ayahnya di depan toko kelontong, timur al-Nuseirat. Selain itu, 2 sekolah UNRWA dan lebih dari 20 rumah mengalami kerusakan parsial.
Keesokan harinya, pasukan Israel yang ditempatkan di sepanjang perbatasan pagar timur Deir al-Balah, di Jalur Gaza tengah, melepaskan tembakan di lahan pertanian selama satu jam, namun tidak ada korban yang dilaporkan.
Sementara itu, Israel juga menargetkan nelayan di laut, pasukan Israel menembaki para nelayan 6 kali selama 11-15, tetapi tidak ada korban maupun kerusakan material yang dilaporkan.
Israel terus memaksakan penutupan total dan telah mengisolasi Jalur Gaza dari dunia luar. Penutupan ilegal dari Jalur Gaza, yang terus diperketat sejak Juni 2007 telah i berdampak buruk pada situasi kemanusiaan dan ekonomi di Jalur Gaza.
Pihak berwenang Israel memberlakukan langkah-langkah untuk melemahkan kebebasan perdagangan, termasuk kebutuhan dasar bagi penduduk Jalur Gaza dan produk pertanian dan industri yang akan diekspor.
Selama 7 tahun berturut-turut, Israel telah memperketat penutupan lahan dan angkatan laut untuk mengisolasi Jalur Gaza dari Tepi Barat, termasuk Yerusalem yang diduduki dan negara-negara lain di seluruh dunia.
Hal ini mengakibatkan pelanggaran berat terhadap hak-hak ekonomi, sosial dan budaya dan penurunan kondisi hidup untuk 1,7 juta orang.
Pihak berwenang Israel mendirikan Karm Abu Salem (Kerem Shaloum) sebagai satu-satunya penyeberangan untuk impor dan ekspor dalam upaya mengawasi lalu-lintas perdagangan di Jalur Gaza yang terus memburuk selama bertahun-tahun karena kekurangan pasokan kebutuhan pokok warga. Otoritas Yahudi tersebut diperkirakan juga sedang berupaya memberlakukan larangan penuh bagi kegiatan perdagangan di Jalur Gaza.
Huru-hara permukiman Israel
Pada bagian lain dilaporkan pula bahwa Pasukan Israel terus mendukung kegiatan permukiman di Tepi Barat, sementara para pemukim ilegal tersebut terus menyerang warga sipil Palestina dan propertinya.
Pada Senin lalu para pemukim dari kawasan pemukiman illegal ” Ma’oon “ yang dibangun di atas lahan milik warga Palestina di sebelah timur kota Yatta selatan Hebron, memotong dan menghancurkan 20 pohon zaitun tua dengan gergaji tangan. Tepatnya lahan yang terletak di kawasan Lembah Mo’in desa Al-Tawanin tersebut adalah milik Khader Mos’ef al-‘Amour dan saudara-saudaranya.
Keesokan harinya, sekitar 300 pemukim dari “Kiryat Arbaa” dan jos “Hafat Jal” menyisita tanah Palestina timur dari Hebron, mengadakan demonstrasi di Khelet’ Abdoh di wilayah timur kota. Demonstrasi ini diselenggarakan di bawah penjagaan intensif oleh pasukan Israel dan polisi. Mereka memasuki lahan pertanian milik keluarga al-Zaro dan Abu Rmeilah dan merusak tempat tinggal mereka.
Pada hari selanjutnya, sekelompok pemukim membakar Masjid Imam Ali bin Abi Thalib di desa Deir Estiya, utara Salfit, dan menulis rasis di dinding yang dalam bahasa Ibrani. Pemukim membakar interio masjid, hingga menghanguskan karpet di pintu masuk masjid.
Serangan Israel pada demonstrasi damai
Pasukan Israel menyerang sejumlah demonstrasi damai yang diselenggarakan oleh warga Palestina dan melukai sepuluh pengunjuk rasa, etelah shalat Jum’at pekan lalu.
Puluhan warga sipil Palestina dengan para pembela hak asasi manusia internasional dan Israel, mengadakan demonstrasi damai di Bil’in, sebelah barat Ramallah, sebagai protes atas pembangunan kegiatan aneksasi dinding dan permukiman, mendukung masjid al-Aqsa dan situs agama Islam dan Kristen. Para demonstran turun ke jalan, menaikkan bendera Palestina dan menuju ke wilayah yang dibebaskan di dekat tembok aneksasi.
Pasukan Israel telah menutup semua pintu masuk desa sejak pagi untuk mencegah para aktivis Palestina dan wartawan internasional untuk berpartisipasi dalam demonstrasi. Para demonstran berbaris berdekatan dengan dinding semen dan mencoba menyeberangi pagar sebelum pasukan Israel yang ditempatkan di belakang dinding, di daerah barat, dan sejumlah besar tentara dikerahkan menembakkan peluru, tabung gas air mata, peluru karet berlapis baja, suara bom dan air. Akibatnya, 4 demonstran, termasuk seorang wanita dan seorang aktivis internasional, terluka.
Bentrokan meletus antara demonstran dan pasukan Israel yang menembakkan bom suara dan tabung gas air mata untuk mencegah mereka dari mencapai gerbang tersebut. Akibatnya, 3 warga sipil, termasuk seorang anak, terluka.
Seorang warga sipil 27 tahun, terkena tabung gas pada kakinya, seorang warga sipil 43 tahun itu terkena tabung gas air mata ke punggung bawah dan sipil 17 tahun itu terkena tabung gas air mata ke belakang.
Meningkatnya jumlah dan keparahan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Israel minggu ini, PCHR meminta kepada masyarakat internasional dan PBB untuk melakukan segala cara yang ada untuk memungkinkan rakyat Palestina menikmati hak mereka untuk menentukan nasib sendiri, melalui pembentukan negara Palestina, yang diakui oleh Majelis Umum PBB dengan luas Mayoritas, menggunakan semua mekanisme hukum internasional, termasuk sanksi untuk mengakhiri pendudukan Negara Palestina,
Selain itu, PCHR juga menyerukan kepada PBB untuk memberikan perlindungan internasional untuk Palestina di tanah yang diduduki dan untuk memastikan tidak terulang.(T/P08/E02/Mi’raj News)
Mi’rj Islamic News Agency (MINA)