Philadelphia, 25 Syawwal 1437/30 Juli 2016 (MINA) – Masyarakat AS “tercengang” oleh pidato seorang ayah tentara Muslim saat menantang kandidat Presiden Donald Trump mengenai konstitusi AS.
Dia adalah Khizr Khan, ayah dari Humayun Khan yang meninggal dalam tugasnya selama di Irak pada 2004. Pidato Khizr mendapat pujian dari khalayak, media, bahkan seorang pejabat terkemuka dari Partai Republik menyebut pidatonya “sangat bermartabat.”
Saat berpidato di Democratic National Convention di Philadelphia pada Jum’at (29/7), Khizr ditemani sang istri yang berdiri di sampingnya selama pidato.
“Donald Trump, Anda meminta Amerika untuk mempercayai Anda dengan masa depan Anda. Saya ingin bertanya, apakah Anda membaca Konstitusi Amerika Serikat? “Kata Khizr. “Saya dengan senang hati akan meminjamkan punya saya,” tambahnya sembari disambut tepuk tangan tanpa henti para hadirin.
Baca Juga: Survei: 37 Persen Remaja Yahudi di AS Bersimpati dengan Hamas
“Dalam konstitusi ini, carilah kata-kata kebebasan dan perlindungan hukum yang sama. Apakah Anda pernah berkunjung ke pemakaman Arlington ? “Lanjut Khizr. “Pergi lihatlah kuburan patriot yang berani mati membela Amerika Serikat. Anda akan melihat semua agama, jenis kelamin, dan etnis. Anda tidak pernah mengorbankan apa-apa dan siapa-siapa. ”
Khizr diundang untuk berbicara mengenai anaknya, Kapten Humayun Khan yang tewas di Irak pada 2004 dan secara anumerta dianugerahi Purple Heart dan Bronze Star. Mantan bintang NBA Kareem Abdul Jabbar juga berbicara mengenai kepahlawanan sang kapten almarhum.
Khizr menyinggung anaknya yang tewas karena berusaha menyelamatkan teman sesama tentaranya. Tindakan patriot itu dimiliki seorang Muslim yang berjiwa besar.
“Anak kami, Humayun, memiliki mimpi juga, menjadi seorang pengacara militer, tapi dia mengesampingkan mimpinya untuk mengorbankan hidupnya demi menyelamatkan nyawa sesama tentara,” ungkapnya.
Baca Juga: Joe Biden Marah, AS Tolak Surat Penangkapan Netanyahu
Khizr mengatakan Donald Trump berusaha membuat perpecahan di AS dengan berusaha membuang Muslim di negeri itu. Bahkan bukan hanya Muslim, ras lainpun menjadi korban rasis Trump.
“Kita tidak bisa memecahkan masalah dengan membangun dinding, menabur perpecahan. Kita lebih kuat bersama-sama,” tegasnya.(T/R04/R01)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: DK PBB Berikan Suara untuk Rancangan Resolusi Gencatan Genjata Gaza