Pemerintah melalui Kementerian Agama telah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1437 Hijriyah jatuh pada hari Rabu, 6 Juli 2016.
Keputusan tersebut ditetapkan pada Sidang Itsbat Penetapan 1 Syawwal 1437 Hijriyah yang berlangsung tertutup di Auditorium HM. Rasjidi, Gedung Kementerian Agama, ada Senin (4/7) setelah semua titik pengamatan hilal di seluruh tanah air melaporkan tidak melihat hilal.
Menyambut datangnya Hari Raya Idul Fitri, Menteri Agama mengucapkan selamat berhari raya kepada Umat Islam di seluruh Indonesia. Berikut Pidato Menteri Agama menyambut Hari Raya Idul Fitri:
PIDATO MENTERI AGAMA RI MENYAMBUT HARI RAYA IDUL FITRI 1 SYAWAL 1437H
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya
Assalamu’alaikum Wr Wb
Pemerintah melalui Kementerian Agama Republik Indonesia telah mengadakan sidang itsbat yang diikuti oleh para alim ulama, pimpinan ormas Islam, anggota Badan Hisab Rukyat, dan para ahli astronomi. Forum tersebut telah menyepakati dan memutuskan bahwa Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1437H jatuh pada hari Rabu tanggal 6Juli 2016.
Marilah kita sambut Hari Raya Idul Fitri dengan mengumandangkan takbir dan tahmid sebagai ungkapan syukur dan pengakuan ataskeagungan Allah SWT.
KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT YANG BERBAHAGIA
Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat
Alhamdulillah, berkat rahmat Allah SWT, kita telah sampai di penghujung bulan suci Ramadan. Setelah sebulan kita berpuasa, kita akan mengakhiri bulan penuh berkah ini dengan merayakan Idul Fitri, hari besar yang membawa kita kepada kesucian diri.
Bulan Ramadan yang telah kita lalui memiliki misi utama mengembalikan jati diri kemanusiaan kita melalui aktivitas ibadah puasa, qiyamullail, dan ibadah-ibadah lainnya. Seluruh aktivitas ibadah tersebut disempurnakan dengan mengeluarkan zakat fitrah sebagai pensuci jiwa kita.
Zakat fitrah merupakan aktualisasi sikap ketaatan kepada Allah SWT dan kepedulian dalam upaya memenuhi kebutuhan orang yang kurang beruntung (mampu). Kewajiban menunaikan amalan zakat, baik fitrah maupun mal (harta kekayaan), merupakan bentuk kepedulian Islam untuk membangun keserasiansosial agar sesama manusia bisa saling berbagi, saling mengasihi, dan saling mengisi dalam hidup, sebagai wujud dari misi agama yang hanif. Pada posisi inilah ibadah puasa dengan jelas menanamkan sikap kepedulian sosial yang perlu kita aktualisasikan terus menerus guna mengatasi problem ketimpangan sosial.
Ibadah Zakat, Infaq,dan Shadaqah (ZIS) adalah instrumen yang tepat untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dan menurunkan angka kemiskinan di Indonesia. ZIS juga merupakan solusi dalam memenuhi 3 (tiga) kebutuhan kaum dhuafa, yaitu kebutuhan materi, kebutuhan aqidah, dan kebutuhan keilmuan. Setiap orang yang diberikan keluasan rezeki harus memiliki kesadaran mengeluarkan zakat untuk didistribusikan dan mengalir kepada para dhuafa agar terpenuhi 3 (tiga) kebutuhan tersebut. Demikian pula kepada seluruh Badan Amil Zakat hendaklah benar-benar memantapkan pemanfaatan potensi harta ZIS untuk menguatkan kebutuhan ekonomi, aqidah dan ilmu pengetahuan kepada tiap-tiap keluarga dhuafa. Zakat memiliki misi menciptakan keluarga yang kekurangan menjadi berkecukupan, dan keluarga tidak berdaya menjadi berkemampuan.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat
KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT YANG BERBAHAGIA
Ibadah puasa menitipkan pesan yang luas tanpa batas yang menyentuh seluruh elemen dan dimensi kehidupan manusia. Puasa mendidik para hamba Allah SWT menajamkan nilai-nilai keseimbangan antara kesenangan dan kepedulian, antara kerja keras dan ibadah berkualitas, antara kesenangan lahir dan kesenangan batin, serta antara kepentingan individual dan kepentingan sosial. Pola hidup seimbang inilah yang diinginkan Allah SWT yang menciptakan jagad raya ini dengan keseimbangan. Lawan dari keseimbangan adalah ketimpangan, dan ketimpangan adalah bentuk kezhaliman. Ketika manusia bekerja keras namun melupakan ibadah, berarti dia berlaku zhalim terhadap dirinya sendiri. Ketika orang kaya tidak berbagi untuk kaum dhuafa berarti dia berlaku zhalim terhadap dirinya dan orang lain, dan dikategorikan sebagai orang yang mendustakan ajaran agama. Firman Allah SWT:
Artinya: “Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama. Itulah orang yang menghardik anak yatim. dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin.”
KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT YANG BERBAHAGIA
Baca Juga: Tertib dan Terpimpin
Puasa juga mendorong umat Islam untuk melakukan keseimbangan antara ilmu dan amal, antara rasa takut dan harapan, serta keseimbangan dalam menjalankan ajaran agama. Hasil akhir dari ibadah puasa adalah membentuk manusia yang bertaqwa, dan ketaqwaan merupakan manifestasi dari nilai-nilai keseimbangan kekuatan hubungan secara vertikal kepada Allah SWT dan secara horizontal kepada manusia dan alam semesta.
Kita harus menciptakan suasana penuh keakraban berlandaskan nilai kemanusiaan dan persaudaraan. Kita semua harus menguatkan sikap kepedulian sosial, saling berbagi, agar tiap-tiap individu dapat mengaktualisasikan jati diri kemanusiaannya sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi ini.
Dengan berbekal spiritualitas Ramadhan yang baru saja kita lewati, mari kita jadikan hari raya Idul Fitri ini untuk menguatkan tekad saling melebur dosa di antara kita dengan saling memaafkan,menguatkan niat untuk menebar kasih sayang dengan saling mengunjungi dan saling bersilaturrahim. Dengan demikian menjadi sempurnalah kesucian diri kita, bersih dari dosa kepada Allah SWT, dan bersih pula dari dosa kepada sesama.
KAUM MUSLIMIN DAN MUSLIMAT YANG BERBAHAGIA
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat
Dalam kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pengusaha dan pengelola media cetak maupun elektronik yang telah menghadirkan program-program religi, baik berupa talkshow, siaran dakwah, sinetron religi, dan lain sebagainya yang sangat membantukaum muslimin dalam meningkatkan kualitas ibadah puasa. Demikian juga, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi positif selama pelaksanaan ibadah bulan Ramadhan.
Akhirnya, atas nama Pemerintah maupun pribadi, saya mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1437H kepada seluruh umat Islam Indonesia di seluruh tanah air dan dimanapun berada.
Semoga kita tergolong orang-orang yang kembali kepada jati diri kemanusiaan kita, dan tergolong orang-orang yang menang dalam mengendalikan hawa nafsu. Semoga Allah SWT menerima seluruh amal ibadah kita dan kualitas kehidupan kita terus semakin membaik.
Jakarta, 1 Syawal 1437H
Menteri Agama RI
Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang
Lukman Hakim Saifuddin
(R05/R03)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat