Islamabad, MINA – Perdana Menteri (PM) baru Pakistan Shehbaz Sharif menyinggung masalah Kashmir dalam pidato pertamanya di Majelis Nasional, Senin (11/4).
Sharif meminta PM India untuk membantu menyelesaikan sengketa Kashmir sejalan dengan resolusi PBB.
“Kami menginginkan hubungan baik dengan India tetapi tidak akan ada perdamaian yang berkelanjutan kecuali masalah Kashmir diselesaikan,” Sharif seperti dikutip dari Al Jazeera, Selasa (12/4).
Dalam pidatonya, Sharif juga mengumumkan kenaikan gaji, pensiun dan upah minimum untuk buruh.
Baca Juga: Iran dan Arab Saudi Tegaskan Komitmen Perkuat Hubungan di Bawah Mediasi Tiongkok
Sharif membahas kegagalan kebijakan luar negeri dari pemerintah yang akan keluar dan mengatakan dia akan mempercepat proyek Koridor Ekonomi China Pakistan (CPEC) bernilai miliaran dolar.
Ia juga tidak melewatkan kesempatan untuk menangani tuduhan yang dilontarkan oleh Imran Khan, Amerika Serikat berkonspirasi dengan lawan-lawannya untuk menggulingkan pemerintahannya.
Sharif memerintahkan pengarahan di depan kamera dari komite parlemen tentang keamanan nasional. Pejabat senior sipil dan militer, termasuk Duta Besar Pakistan di Washington, juga akan menghadiri pertemuan tersebut.
“Saya akan mundur dan jika ada bukti sedikit pun [terhadap saya],” katanya.
Baca Juga: Kemlu Yordania: Pengeboman Sekolah UNRWA Pelanggaran terhadap Hukum Internasional
Sebelumnya, Sharif memperoleh 174 suara dan sekarang akan membentuk pemerintahan baru yang dapat bertahan hingga Agustus 2023, ketika pemilihan umum dijadwalkan.
Tidak ada perdana menteri yang pernah menyelesaikan masa jabatan lima tahun selama hampir 75 tahun sejarah negara itu. Pemungutan suara parlemen diadakan di bawah pengamanan ketat, dengan hampir semua jalan menuju Majelis Nasional disegel. (T/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Parlemen Arab Minta Dunia Internasional Terus Beri Dukungan untuk Palestina