Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pidato Wapres Jusuf Kalla Pada KTT OKI Di Istanbul

Nidiya Fitriyah - Sabtu, 16 April 2016 - 02:18 WIB

Sabtu, 16 April 2016 - 02:18 WIB

435 Views ㅤ

PPidato oleh
Y.M. Muhammad Jusuf Kalla
Wakil Presiden Republik Indonesia
pada KTT OKI ke-13 Istanbul, Turki, 14-15 April 2016

Bismillahir-Rahman ir-Rahim,
Ass. Wr.Wb.

Yang Mulia,
Delegasi yang terhormat,

Saya ucapkan selamat kepada Turki sebagai Ketua Konferensi ini. Saya mengapresiasi Mesir sebagai Ketua sebelumnya.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-9] Jalankan Semampunya

Saudara Ketua,

Kita adalah organisasi dengan 57 negara anggota, kedua terbesar setelah PBB. Jika digabungkan, populasi kita mencapai 1.7 milyar jiwa, atau 22,7 persen dari total populasi dunia. Jumlah penduduk usia muda kita terbesar, mencapai 53,3 persen. PDB per kapita rata-rata mendekati US$ 10.000.

Negara-negara kita memiliki sekitar 2/3 cadangan minyak dan gas dunia. Hal-hal ini merupakan aset kolektif kita. Aset yang harus digunakan bukan hanya untuk kesejahteraan masyarakat kita, namun juga berkontribusi bagi perdamaian dan kesejahteraan global.

Namun… sangat menyedihkan melihat Dunia Islam belum memenuhi harapan ini. Dunia Islam yang terperangkap oleh konflik, kemiskinan dan bencana kemanusiaan.

Baca Juga: Wawancara Eksklusif Prof El-Awaisi: Ilmu, Kunci Pembebasan Masjid Al-Aqsa

Dunia Islam yang semakin terpecah belah. Persatuan semakin jauh dari kenyataan. Perdamaian dan keamanan, kurangnya pembangunan ekonomi, serta bencana kemanusiaan menjadi tantangan terbesar kita.

Saudara Ketua,

Jutaan Muslimin dan Muslimat menderita setiap hari akibat konflik, perang dan terorisme. Peluru dan bom menghujani umat Islam tak berdosa di negara-negara OKI seperti Afghanistan, Irak, Syria dan Yaman.

Dalam sejarah, tidak pernah satu negara diserang oleh begitu banyak negara, termasuk oleh negara OKI. Semua pengalaman radikalisme dan terorisme hasil dari negara gagal.

Baca Juga: Amalan Sunnah pada Hari Jumat

Kenapa negara gagal terjadi? Akibat kegagalan internal dan akibat penghancuran oleh negara-negara besar. Siapa yang bertanggung jawab atas negara gagal tersebut?

Inilah pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab menghadapi situasi saat ini. Lebih menyedihkan lagi adalah fakta bahwa Dunia Islam sepertinya tidak berdaya melihat situasi ini. Kenyataan yang menyedihkan… kita sebagai Dunia Islam telah gagal. OKI telah gagal mempersatukan anggotanya.

Dalam Al-Quran telah tertulis: “Janganlah sekali-kali kebencianmu kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidil Haram, mendorong kamu berbuat aniaya kepada mereka. Tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan ketakwaan, dan janganlah kamu tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksanya”. [Surah Al-Ma’idah 2]

Kita telah membiarkan politik dan ego sektarian mempengaruhi kita. Padahal Allah SWT sendiri telah mengingatkan kita untuk saling menolong, bukan saling menganiaya.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-8] Mengajak Kepada Kalimat Syahadat

Di jaman Nabi Muhammad, umat Islam melakukan hijrah dari Mekah ke Medinah. Saat ini, jutaan umat Islam mengungsi ke negara-negara non-Muslim, terutama ke Eropa. Menghabiskan aset-aset yang sangat dibutuhkan untuk membuat Dunia Islam besar. Dan menjadi korban-korban dari bencana kemanusiaan dalam prosesnya.

Mari kita bekerja bersama untuk menghentikan ini. Menghentikan penderitaan saudara kita Muslimin dan Muslimat. Mari kita bekerja lebih keras untuk menghentikan konflik, perang dan kekerasan.

Mari kita menjawab akar permasalahan, mencari solusi damai jangka panjang untuk permasalahan yang dihadapi Dunia Islam. Itulah satu-satunya jalan ke depan.

Sebagai bangsa kita memang berbeda. Beda budaya, beda Bahasa, beda system pemerintahan dan beda cara melaksanakan agama Islam.

Baca Juga: Tertib dan Terpimpin

Namun kita semua bertanggung jawab untuk merealisasikan Islam sebagai Rahmatan lil-alamin, agama yang berkontribusi bagi perdamaian, pembangunan dan keadilan sosial.

Saudara Ketua,

Sebagai negara dengan populasi Islam terbesar, Indonesia dapat memberikan perspektif berbeda untuk menjawab tantangan Dunia Islam.

Indonesia siap berkontribusi. Membagi pengalaman kami. Memberi pendekatan out of the box, termasuk dalam perjuangan kita membebaskan Palestina.

Baca Juga: [Hadits Arbain ke-7] Agama itu Nasihat

Kemerdekaan Palestina adalah esensi dari berdirinya OKI. Kita tidak boleh membiarkan fokus kita teralihkan dari itu. Kita harus bersatu dalam mencari solusi bagi Palestina.

Untuk itu, kami memilih “Bersatu untuk Solusi Adil” sebagai tema KTT Luar Biasa OKI ke-5 tentang Palestina dan Al-Quds Al-Sharif di Jakarta, 6-7 Maret 2016.

Indonesia mendorong negara anggota OKI untuk mewujudkan komitmen ini.

Saudara Ketua,

Baca Juga: Ada Apa dengan Terpilihnya Trump?

Dari aspek ekonomi, mayoritas negara anggota OKI masih menghadapi tantangan ekonomi dan pembangunan. Solidaritas anggota OKI harus diwujudkan melalui kerja sama konkrit serta promosi perdagangan dan investasi antar negara-negara OKI.

Pembentukan kemitraan ekonomi komprehensif antar anggota OKI perlu diusung. Kita juga harus bekerja sama untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas ekonomi melalui kerja sama Selatan-Selatan.

Saudara Ketua,

Berbagai permasalahan yang dihadapi Dunia Islam tidak bisa dipecahkan lewat rapat dan pidato. Kita tidak boleh membiarkan perhatian kita teralihkan dengan diskusi berkepanjangan tentang perbedaan-perbedaan kecil.

Baca Juga: Pentingnya Memahami Fiqih Jual Beli dalam Berdagang

Al Quran mengatakan: “Taatlah kepada Allah dan rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” [Surat Al-Anfal 46]

Sudah saatnya kita berhenti berdebat. Sudah tepat bagi kita untuk meningkatkan saling pengertian dan toleransi. Sudah waktunya OKI merubah pandangannya. Keluar dari zona nyaman serta pendekatan business as usual. Beradaptasi pada kondisi dan realitas baru.

Kita harus memperkuat persatuan kita serta berkontribusi untuk memberi solusi bagi tantangan yang dihadapi negara-negara Islam dan komunitas internasional.

Kita perlu menciptakan organisasi yang lebih baik dan lebih efektif yang menjamin manfaat penuh bagi para anggotanya.

Baca Juga: Selesaikan Masalahmu dengan Sabar dan Shalat

Untuk itu, organ dan institusi OKI harus direvitalisasi dan direformasi. Dalam hal ini, saya ingin berterima kasih kepada negara anggota OKI atas dukungannya terhadap pendirian Grup Kontak OKI untuk Perdamaian dan Resolusi Konflik.

Mari kita gunakan mekanisme ini untuk mencari solusi, berdasarkan prinsip-prinsip Islam, terhadap tantangan yang dihadapi anggota OKI.

Saudara Ketua,

Ijinkan saya mengakhiri dengan membagi harapan Indonesia agar KTT ini memberi manfaat konkrit bagi Umat dan bagi dunia.

Baca Juga: Dentuman Perang Memisahkan Sepasang Calon Pengantin

Wabillahitaufiqwalhidayah,
Wassalamualaikumwarahmatullahiwabarakatuh.

(P008/R04/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda

Kolom
Kolom
Khadijah