Sanaa, 4 Rajab 1437/12 April 2016 (MINA) – Pihak-pihak yang bertikai dalam konflik Yaman telah berjanji akan menghormati gencatan senjata setelah diberlakukan.
Sebelumnya pada Senin (12/4), Utusan Khusus PBB Ismail Ould Cheikh Ahmed telah menyerukan gencatan senjata di Yaman sebagai langkah pertama menuju perdamaian di negara itu.
Pasukan yang setia kepada Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi, pemberontak Houthi yang menguasai dan mengendalikan ibukota, dan koalisi pimpinan Arab Saudi, semua telah berjanji menghormati gencatan senjata.
“Ini sangat penting, mendesak dan sangat dibutuhkan. Yaman tidak mampu kehilangnya nyawa lebih banyak,” kata Ahmed dalam sebuah pernyataan, demikian Al-Jazeera memberitakan yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA).
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Upaya-upaya sebelumnya untuk menghentikan pertempuran di Yaman yang telah menewaskan lebih dari 6.000 orang telah gagal.
Perang di negara itu juga memaksa lebih dari dua juta orang meninggalkan rumah mereka.
Namun, dilaporkan masih terjadi bentrokan sporadis dan baku tembak di bagian lain di negara itu, termasuk kota terkepung Taiz yang sudah setahun dikuasai oleh Houthi.
Ahmed menambahkan, persiapan sedang dilakukan untuk pembicaraan damai di Kuwait yang dijadwalkan pada 18 April.
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah
Pembicaraan akan fokus pada isu-isu kunci, seperti penarikan milisi dan kelompok bersenjata, penyerahan senjata berat dan dimulainya kembali dialog politik semua pihak. (T/P001/R05)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)
Baca Juga: Faksi-Faksi Palestina di Suriah Bentuk Badan Aksi Nasional Bersama