Jakarta, 14 Sya’ban 1434/23 Juni 2013 (MINA) – Ketua Harian Program Pembibitan Penghapal Al-Quran (PPPA) Darul Quran Ustadz Ahmad Jameel mengatakan bahwa umat Islam yang memiliki tuntunan, harus ikhlas sambil berdoa dalam menyikapi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).
“Ikhlas tidak ikhlas, BBM tetap naik. Kita harus ikhlas sambil berdoa agar rezeki ditambah,” kata Ustadz Ahmad kepada wartawan MINA (Mi’raj News Agency) setelah acara Majelis Konseling Akbar Sabtu (22/6) di Jakarta.
Menurut Ustadz Ahmad, meskipun terjadi perlawanan dari rakyat dengan insiden bentrokan antara mengunjuk rasa dengan aparat keamanan di berbagai daerah, nyatanya harga BBM tetap naik.
“Harga BBM naik bukan solusi. Di saat kondisi sedang nyaman, tiba-tiba BBM naik, apa lagi menjelang Ramadhan,” kata ustadz yang dalam waktu dekat berencana berangkat ke Gaza, Palestina.
Baca Juga: Kota Semarang Raih Juara I Anugerah Bangga Berwisata Tingkat Nasional
“Lebih baik kita ridha, lebih berpahala. Dari pada tidak ridho, BBM tetap naik. Karena kita bukan design maker.”
Sedangkan menurut politisi dan pakar ekonomi Rizal Ramli, dengan naiknya harga BBM rakyat terkena tiga kali pukulan telak.
“Pukulan pertama, ketika masih wacana harga-harga sudah naik. Kedua, harga kembali naik ketika DPR menyetujui APBN-P 2013. Pukulan ketiga, saat pemerintah benar-benar mengumumkan naiknya harga BBM, harga-harga naik lagi,” ujar Rizal Ramli sebagaimana yang diterima MINA melalui e-mail , Jumat (21/6).
Menurut ekonom senior yang juga Ketua Umum Aliansi Rakyat untuk Perubahan (ARUP) itu, tidak adanya empati pemerintah terhadap nasib rakyat ditunjukkan dengan kenaikan harga BBM yang justeru menjelang tahun ajaran baru, puasa, dan lebaran. Kondisi ini dipastikan akan membuat harga-harga kebutuhan makin melambung tinggi.
Baca Juga: Banjir Rob Jakarta Utara Sebabkan 19 Perjalanan KRL Jakarta Kota-Priok Dibatalkan
Pengamat ekonomi dari Universitas Indonesia Faisal Basri mengungkapkan, langkah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi merupakan imbas dari kebijakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di masa lalu.
Presiden, lanjutnya, menurunkan harga BBM sebanyak tiga kali dalam kurun waktu Desember 2008 hingga Januari 2009, Kompas melaporkan.
“Pak SBY secara heroik menurunkan tiga kali harga BBM, dua kali Desember 2008, sekali Januari 2009, harga Rp 6.000 diturunkan dari Rp 5.500 ke harga Rp 4.500. Kalau dia tidak begitu, kenaikan BBM sebenarnya Rp 1.000 perak saja sudah cukup,” kata Faisal dalam diskusi bertajuk BBM Sabtu di Jakarta.
Menurut Faisal, kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi saat ini bukanlah upaya penghematan keuangan negara. Faisal mengatakan, pemerintah harus mengambil langkah ini semata-mata untuk menyelamatkan APBN yang sudah menggelembung.
Baca Juga: Banjir Rob Rendam Sejumlah Wilayah di Pesisir Jakarta Utara
Sesuai dengan APBN Perubahan 2013, harga jual bahan bakar jenis Premium naik sebesar Rp 2.000 menjadi Rp 6.500 per liter, dan solar naik Rp 1.000 menjadi Rp 5.500 per liter. Kenaikan harga bahan bakar ini dimaksudkan untuk menekan subsidi dari Rp 297 triliun menjadi sekitar Rp 200 triliun.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhammad Nuh mengatakan di Surabaya kepada wartawan bahwa sebanyak 13,5 juta pelajar di Indonesia akan menerima dana dari program Bantuan Siswa Miskin (BSM) sebagai salah satu bentuk kompensasi terhadap kenaikan harga BBM bersubsidi. (L/P09/R2).
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Presiden Prabowo Beri Amnesti ke 44 Ribu Narapidana
Baca Juga: Prediksi Cuaca Jakarta Akhir Pekan Ini Diguyur Hujan