Kairo, 8 Syawal 1434/14 Agustus 2013 (MINA) – Mohamed al-Beltagi, seorang tokoh Ikhwanul Muslimin sekaligus Partai Kebebasan dan Keadilan, mengatakan lebih dari 300 orang telah tewas dalam pembubaran paksa terhadap dua aksi duduk yang dipentaskan oleh para pendukung Presiden terguling Muhammad Mursi.
“Peluru menghujani kepala kita,” kata al-Beltagi, pendukung Mursi yang tetap di dalam lokasi protes yang terkepung, Rabu (14/8). “Lebih dari 300 orang telah tewas.”
Dia mengimbau rakyat Mesir turun ke jalan untuk menunjukkan solidaritas dengan demonstran pro-Mursi yang dibunuh.
Rabu dini hari, pasukan keamanan bergerak membubarkan paksa dua aksi duduk selama enam Minggu di Kairo dan Giza yang dipentaskan oleh pendukung Mursi.
Baca Juga: [POPULER MINA] Runtuhnya Bashar Assad dan Perebutan Wilayah Suriah oleh Israel
Menurut petugas medis dan saksi mata, setidaknya 163 orang telah tewas dan ribuan lainnya terluka.
Organisasi Ambulans Mesir telah memberikan jumlah orang yang tewas dalam dua lapangan pukul sepuluh.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan tiga polisi tewas dalam kekerasan itu.
Pemimpin Ikhwanul Muslimin mendesak dunia campur tangan untuk menghentikan ‘pembantaian’ pendukung Mursi.
Baca Juga: Drone Israel Serang Mobil di Lebanon Selatan, Langgar Gencatan Senjata
“Mereka berurusan dengan kami seolah-olah kami berperang,” kata al-Beltagi kepada Anadolu Agency, Rabu, sebagaimana yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA).
“Fasilitas Militer dekat kamp protes yang tidak pernah kita sentuh selama berminggu-minggu, sekarang sedang digunakan oleh penembak jitu untuk menembaki kami,” kata al-Beltagi.
“Amunisi telah ditembakkan ke dada dan kepala dari pesawat dan tank selama empat jam terakhir,” tambahnya. “Ambulans tidak diizinkan masuk ke lapangan dan rumah sakit lapangan telah dibakar,” tambah al-Beltagi.
Tidak ada reaksi segera dari polisi atau tentara tentang pernyataan al-Beltagi itu. (T/P09/R2).
Baca Juga: Pasukan Israel Maju Lebih Jauh ke Suriah Selatan
Mi’raj News Agency (MINA).
Baca Juga: Warga Palestina Bebas setelah 42 Tahun Mendekam di Penjara Suriah