Port Sudan, MINA – Penguasa de facto Sudan, Kepala Militer Abdel Fattah Al-Burhan mengatakan, pemerintahnya tidak akan bergabung dalam perundingan damai dengan paramiliter saingan di Jenewa, Swiss.
Burhan juga bersumpah untuk “berjuang selama 100 tahun,” demikian dikutip oleh Arab News.
“Kami tidak akan pergi ke Jenewa. Kami akan berjuang selama 100 tahun,” kata Burhan kepada wartawan di Port Sudan, Sabtu (24/8).
Pasukan Burhan telah memerangi paramiliter Rapid Support Forces (RSF) selama lebih dari 16 bulan.
Baca Juga: Rusia dan Iran Tandatangani Kerja Sama Strategis
Amerika Serikat membuka perundingan di Swiss pada tanggal 14 Agustus yang bertujuan meringankan penderitaan manusia dan mencapai gencatan senjata yang langgeng di Sudan.
Meskipun delegasi RSF hadir, angkatan bersenjata Sudan tidak senang dengan format tersebut dan tidak hadir, mereka telah melakukan kontak telepon dengan para mediator.
Pembicaraan tersebut diselenggarakan bersama oleh Arab Saudi dan Swiss, dengan Uni Afrika, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang melengkapi apa yang disebut Kelompok Bersatu untuk Memajukan Penyelamatan Jiwa dan Perdamaian di Sudan (ALPS).
Perundingan tersebut berakhir pada Jumat (23/8) tanpa gencatan senjata, tetapi dengan kemajuan dalam mengamankan akses bantuan pada dua rute utama ke negara tersebut, yang dilanda salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.
Baca Juga: Kebakaran Los Angeles Timbulkan Asap dan Debu Beracun
Konflik brutal tersebut telah memaksa satu dari lima orang Sudan meninggalkan rumah mereka, sementara puluhan ribu orang telah meninggal. Lebih dari 25 juta orang di seluruh Sudan — lebih dari separuh populasinya — menghadapi kelaparan akut. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Tim Teknis Mulai Datang ke Kairo Bahas Pelaksanaan Gencatan Senjata