Nusa Dua, Bali, MINA – Sekitar 3.000 rektor dan direktur perguruan tinggi se-Indonesia yang dipimpin Rektor IAIN Palu, H. Zainal Abidin dan Rektor Universitas Mahendratta Bali, Dr. Putri Anggraeni, membacakan Deklarasi Kebangsaan Perguruan Tinggi se-Indonesia Melawan Radikalisme, di Peninsula Island, Nusa Dua, Badung, Bali, Selasa (26/9).
Dalam deklarasasi itu, para pimpinan perguruan tinggi menyampaikan, “munculnya kecenderungan dan berkembangnya ajaran-ajaran atau faham bersifat radikal di Indonesia yang mengajarkan kekerasan dalam mencapai tujuan, dengan mengatasnamakan suku, agama, ras, dan antar golongan, atau yang bertentangan dengan Pancasila, adalah keadaan yang membahayakan bangsa, negara, dan kemanusiaan.”
“Karena itu, perguruan tinggi se-Indonesia sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang bertujuan menemukan dan menegakkan kebenaran serta memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi bangsa, negara dan kemanusiaan, harus mengambil sikap jelas dan tegas dalam mencegah, melawan radikalisme dan mengambil peran nyata dalam membela Pancasila dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, sebagai wujud kepedulian, dan tanggung jawab kepada bangsa dan negara Indonesia.”
“Atas dasar pemikiran tersebut dan dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Kami pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia menyatakan: 1. Satu Ideologi, Pancasila; 2. Satu Konstitusi, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 3. Satu Negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia; 4. Satu Semboyan, Bineka Tunggal Ika; 5. Satu Tekad, Melawan Radikalisme dan Intoleransi,” bunyi deklarasi yang disampaikan oleh seluruh rektor dan pimpinan pergutuan tinggi tersebut.
Baca Juga: Pasangan Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma-Kun tak jadi Gugat ke MK
Menanggapi penyampaian deklarasi tersebut, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang hadir dalam acara tersebut merasa sangat bangga dengan dideklarasikan yang disampaikan oleh para rektor dan pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia untuk terus berpegang pada UUD 1945 dan Pancasila, serta mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Presiden mengingatkan bahwa perguruan tinggi adalah sumber pengetahuan dan pencerahan. Oleh karena itu, akan sangat berbahaya kalau perguruan tinggi dimanfaatkan oleh segelintir pihak sebagai medan infiltrasi ideologi ini.
“Jangan sampai kampus-kampus menjadi lahan penyebaran ideologi anti-Pancasila, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Presiden sebagaimana disiarkan laman kepresidenan.
Jokowi juga mengajak kepada seluruh pihak untuk terus memupuk rasa persaudaraan antarsesama. Sebab, bangsa Indonesia mampu berdiri tegak hingga sekarang ini karena adanya persatuan yang telah ditanamkan sejak dulu.
Baca Juga: Cuaca Jakarta Berpotensi Hujan Kamis Ini, Sebagian Berawan Tebal
Turut mendampingi Presiden dalam acara deklarasi tersebut, Sekertaris Kabinet Pramono Anung; Menteri Riset, Teknologi, dan pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir; dan Gubernur Provinsi Bali I Made Mangku Pastika. (R/R09/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Workshop Kemandirian untuk Penyandang Disabilitas Dorong Ciptakan Peluang Usaha Mandiri