Kabupaten Bandung, MINA – KH Umar Basri (60), Pimpinan Pondok Pesantren Al-Hidayah Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat dianiaya oleh orang tidak dikenal di dalam masjid.
Sebagaimana informasi yang dihimpun MINA, peristiwa itu terjadi usai pelaksanaan shalat subuh berjamaah di dalam Masjid Al-Hidayah Kamyang Santiong RT03/RW03, Desa Cicalengka Kulon, Kecamatan Cicalengka, Kabupaten Bandung, Sabtu (27/1/2018), tepatnya pukul 05.30 WIB.
Usep salah satu santri yang juga kolega Pesantren Al-Hidayah mengatakan Mama sapaan karib KH Umar Basri sudah dilarikan ke RS Al-Islam. “Sudah dibawa ke rumah sakit, luka-luka di wajahnya. Pelakunya tidak tahu siapa, orang tidak dikenal,” ujarnya.
Menurutnya peristiwa itu terjadi pagi hari. “Kejadiannya pagi saat mama berdzikir di dalam masjid,” kata Usep.
Baca Juga: Jelang Puncak Pacu Jalur, Bupati Kuansing Minta PETI Dibersihkan di Sungai Kuantan
Usai kejadian, pada Sabtu siang, Wakapolres Bandung Kompol Mikranuddin bersama petugas INAFIS Polres Bandung melakukan proses identifikasi di dalam masjid.
Saat melakukan proses identifikasi, ditemukan sejumlah bercak darah yang berceceran di lantai, sajadah dan jendela masjid.
Proses identifikasi tersebut disaksikan oleh ratusan santri, alumni santri dan warga sekitar. Selain itu, sejumlah tamu berdatangan ke Pesantren Al-Hidayah untuk mengetahui kabar kebenaran peristiwa tersebut.
Pesantren Al-Hidayah Cicalengka ini lebih dikenal dengan Pesantren Santiong, terletak di Kampung Santiong, Desa Cicalengka Kulon, Kecamatan Cicalengka Kabupaten Bandung.
Pesantren ini termasuk pesantren tradisional dengan spesialisasi kitab kuning terutama ilmu alat (seperti nahwu, shorof, mantiq), meskipun pada awal kiprahnya pesantren ini dikenal juga sebagai pesantren Al-Quran. Karena Mama sepuh yang menjadi pendiri dari pesantren ini memiliki keahlian yang luar biasa dalam bidang qiroat, dan suara yang sangat merdu.
Baca Juga: Duta Al-Quds: Masjid Ibrahimi Milik Umat Islam, Bukan Zionis
Dari pernyataan warga sekitar, karena mendengar kemerduan suara Mama sepuh pada saat membaca Al-Quran, ada seorang warga keturunan Cina yang masuk Islam dan ikut mengaji di pesantren itu, sehingga dari sinilah muncul sebutan Santiong.
Para Pengasuh dari pesantren ini kini masih aktif menjadi pengurus Majelis Ulama Indonesia (MUI) tingkat kecamatan yakni Ceng Udung, ada juga yang aktif sebagai Rais Suriyah Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Bandung yakni Ceng Amas, dan Ceng Emon atau KH. Umar Basri yang sekarang menjadi korban penganiayan adalah seorang kiai yang disepuhkan dalam mengelola pesantren.(R/R01/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Pemerintah Perkuat Patroli Terpadu, Penanganan Karhutla Riau Dipercepat