Oleh : Taufiqurrahman Lc, redaktur Mi’raj Islamic News Agency (MINA) versi Arab
Ya Tuhanku, meski teramat banyak dosaku
Namun kutahu bahwa maaf-Mu melebihi banyaknya dosaku
Jika hanya orang yang baik saja yang berharap kepada-Mu
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-18] Tentang Taqwa
Lalu kepada siapakah orang jahat bersandar dan berlindung?
Aku berdoa kepada-Mu dengan penuh tadharru’ sesuai perintah-Mu
Lalu jika Engkau tolak tanganku, maka siapa lagi yang akan merahmati-ku?
Tidak ada yang bisa mengantarku kepada-Mu kecuali hanya sebuah asaku
Baca Juga: Mahsyar dan Mansyar: Refleksi tentang Kehidupan Abadi
Serta indahnya ampunan-Mu, kemudian aku hanya berpasrah pada-Mu – Abu Nuwas-
Sahabatku, jika kita merasa teramat banyak berubat dosa, maka di bulan inilah saat terbaik untuk menghapus semuanya. Sebab Allah Yang Maha Pengampun menjadikan Ramadhan ini bulan ampunan. Dia buka pintu maaf-Nya seluas-luasnya agar kita bisa memasukinya seberapa besarpun dosa yang dipikul.
(وعن أبي هريرة رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : “الصلوات الخمس ، والجمعة إلى الجمعة ، ورمضان إلى رمضان ، مكفرات ما بينهن إذا اجتنبت الكبائر” ( أخرجه مسلم
Dari Abi Hurairah radliallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, “Salat fardhu (wajib) lima waktu, salat Jumat ke Jumat berikutnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antara masa tersebut seandainya dosa-dosa besar dijauhkannya.” (HR. Muslim).
Baca Juga: Sujud dan Mendekatlah
Maka mari ambil kesempatan ini dan bertaubat!
“وعنه رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : “مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Dari Abi Hurairah radliallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu ’Alaihi Wasallam bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan karena keimanan dan mengharapkan pahala (dari Allah Subhanahu wa Ta’ala), niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhori).
Allah punya banyak pintu ampunan. Di Ramadhan ini, Dia buka semuanya seluas-luasnya. Dan kita bisa memilih mana yang kita suka. Inilah diantara pintu-pintu itu.
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-17] Berbuat Baik pada Segala Sesuatu
- Pintu Taubat
Taubat merupakan pintu terluas. Allah buka pintu ini kapan saja untuk siapa saja. Dan Dia buka selebar-lebarnya saat bulan Ramadhan.
(وَالَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا فَاحِشَةً أَوْ ظَلَمُوا أَنْفُسَهُمْ ذَكَرُوا اللَّهَ فَاسْتَغْفَرُوا لِذُنُوبِهِمْ وَمَنْ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا اللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا عَلَى مَا فَعَلُوا وَهُمْ يَعْلَمُونَ }} (آل عمران : ١٣٥}}
Artinya, “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.” (QS. Ali Imran [3] ayat 135)
Namun, kita perlu kunci-kunci khusus untuk bisa membuka pintu ini. Dan inilah kunci-kuncinya:
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-16] Jangan Marah
- mengakui dan menyesali dosa-dosa,
- berhenti melakukannya, dan
- berjanji untuk tidak mengulanginya
Mari genggam erat semua kunci-kunci ini dengan pengakuan akan besarnya dosa-dosa kita, dan pengetahuan bahwa Allah Mengetahuinya baik yang tampak maupun tersembunyi serta kesadaran akan luasnya pintu maaf-Nya. Sebab tidak ada dorongan yang lebih kuat bisa menggerakan jiwa dan raga kita untuk bertaubat selain kesadaran tersebut. Dan diantara bentuk kasih sayang Allah, Dia tutupi banyak diantara aib kita agar kita benar-benar merasa bergantung dengan-Nya, Dzat Yang Maha Mengetahui.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَّصُوحًا عَسَىٰ رَبُّكُمْ أَن يُكَفِّرَ عَنكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ ۖ نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِير }}
Artinya, “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. At-Tahrim [66] ayat 8).
Taubat merupakan salah satu bukti cinta Allah padamu dan rupanya Dia sangat gembira karenanya. Simaklah ayat dan hadits berikut!
Baca Juga: Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya
{{ … إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ التَّوَّابِينَ وَيُحِبُّ الْمُتَطَهِّرِينَ }}
Artinya, “… Sesungguhnya Allah mencintai hamba-hamba-Nya yang bertaubat dan mensucikan diri” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 222).
عن أنس رضي الله عنه قال :قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: “اللَّهُ أَفْرَحُ بِتَوْبَةِ عَبْدِهِ مِنْ أَحَدِكُمْ سَقَطَ عَلَى بَعِيرِهِ وَقَدْ أَضَلَّهُ فِي أَرْضِ فَلَاةٍ” (رواه البخاري)
Dari Anas radliallahu ‘anhu dia berkata; Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Allah Ta’ala lebih gembira dengan taubat hamba-Nya, melebihi salah seorang dari kalian yang mendapatkan hewan tunggangannya yang telah hilang di padang yang luas.” (HR. Bukhari).
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-15] Berkata yang Baik, Memuliakan Tamu, dan Tetangga
- Pintu Istighfar
Tidak jauh dari pintu taubat, istighfar juga memiliki keutamaan dalam mengantarkan seseorang meraih maghfiroh-Nya.
{{ وَمَنْ يَعْمَلْ سُوءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ ثُمَّ يَسْتَغْفِرِ اللَّهَ يَجِدِ اللَّهَ غَفُورًا رَحِيمًا }} (١١٠)
Artinya, “Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan dan menganiaya dirinya, kemudian ia beristighfar (mohon ampun) kepada Allah, niscaya ia mendapati Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS An-Nisaa’ [4] ayat 110).
Dalam hadits Qudsi, Allâh Azza wa Jalla berfirman,
Baca Juga: Masih Adakah yang Membela Kejahatan Netanyahu?
“… يَاعِبَادِيْ إِنَّكُمْ تُخْطِئُوْنَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ ، وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ، فَاسْتَغْفِرُوْنِيْ أَغْفِرْلَكُمْ…”
Artinya, “…Wahai hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya kalian selalu berbuat kesalahan (dosa) di waktu malam dan siang hari, dan Aku mengampuni dosa-dosa seluruhnya, maka mohonlah ampunan kepada-Ku niscaya Aku mengampuni kalian…” (HR. Muslim).
Tak heran jika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam senantiasa beristighfar tidak kurang dari 70 kali dalam sehari.
عن أبي هريرة رضي اله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم “واللهِ إِنِّي لأَسْتَغْفِرُ اللهَ وأَتُوبُ إِلَيْهِ في الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سبْعِينَ مَرَّةً” (رواه البخاري)
Baca Juga: [Hadits Arbain ke-14] Tidak Halal Darah Seorang Muslim
Dari Abi Hurairah radliallahu’anhu, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, ”Demi Allâh, sesungguhya aku benar-benar memohon ampun kepada Allâh dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari semalam lebih dari 70 kali.” (HR Bukhari).
Allah jadikan istighfar sebagai penutup diantara amalan-alaman ibadah utama. Dalam ibadah salat misalnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam senantiasa mengucapkan “astaghfirullahal’adhim” sebanyak tiga kali usai menunaikan salat. Demikian halnya saat haji, Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan para jamaah haji memperbanyak istighfar saat puncak ibadah haji di Arafah.
{{ ثُمَّ أَفِيضُوا مِنْ حَيْثُ أَفَاضَ النَّاسُ وَاسْتَغْفِرُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ }} (١٩٩)
“kemudian bertolaklah kamu dari tempat bertolaknya orang-orang banyak (‘Arafah) dan mohonlah ampun kepada Allah (beristighfar); Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Al Baqarah : 199).
Baca Juga: Masih Kencing Sambil Berdiri? Siksa Kubur Mengintai Anda
Dalam Surat An-Nashr, Allah juga memerintahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam beserta sahabatnya untuk beristighfar jutru di saat mereka telah meraih kemenangan pada peristiwa yang dikenal dengan Fathu Makkah.
إِذَا جَاءَ نَصْرُ اللَّهِ وَالْفَتْحُ (١)وَرَأَيْتَ النَّاسَ يَدْخُلُونَ فِي دِينِ اللَّهِ أَفْوَاجًا (٢)فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُ إِنَّهُ كَانَ تَوَّابًا (٣)
Artinya, “Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan; dan kamu Lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong; Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.” (QS An-Nashr [110] ayat 1-3).
Mengapa perintah beristighfar diantaranya datang usai menyempurnakan suatu ibadah atau meraih kemenangan seperti pada surat An Nashr? Sebab Allah ingin membersihkan ibadah dan kemenangan yang Dia berikan dari segala dosa dan kesalahan dengan maghfiroh-Nya.
Jika kita perhatikan dengan baik, istighfar mewarnai setiap saat dalam kehidupan muslim. Setiap pagi dan sore hari, diantara dzikir yang disunnahkan untuk dilazimkan adalah membaca sayyidul istighfar. Kemudian disunnahkan pula melanggengkan istighfar sebanyak 100 kali dalam sehari. Dilanjutkan istighfar yang diucapkan setiap usai menunaikan shalat, minimal tiga kali. Kemudian di sepertiga malam terakhir, Allah mensifati orang-orang bertaqwa lagi ihsan yaitu mereka yang memperbanyak istighfar pada waktu tersebut.
{{ وَبِالأسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُونَ }} (١٨)
Artinya, “Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar.” (QS. Adz-Dzariyat [51] ayat 18).
Demikian menunjukan betapa tinggi kedudukan istighfar dan begitu besar keutamaanya dalam membersihkan dosa-dosa kita. (R02/P001)
Mi’raj Islamic News Agency (MINA)