Rafah, MINA – Pintu perbatasan Rafah antara Jalur Gaza dan Mesir pada Sabtu (1/2) dibuka kembali setelah penutupan selama sembilan bulan akibat agresi militer Zionis Israel.
Pembukaan itu memungkinkan 50 pasien Palestina, termasuk 37 anak-anak yang sakit dan terluka, untuk menyeberang ke Mesir guna mendapatkan perawatan medis yang mendesak.
Operasi evakuasi ini diawasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan melibatkan mobilisasi lebih dari 30 ambulans di sisi Mesir. Wafa melaporkan.
Para pasien dibawa ke rumah sakit di Sheikh Zuweid, Arish, dan Suez, dengan kasus-kasus kritis dirujuk ke Kairo.
Baca Juga: Afrika Selatan kepada ICJ: Israel Gunakan Kelaparan sebagai ‘Metode Peperangan’
Pembukaan perbatasan Rafah ini merupakan bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang mulai berlaku pada 19 Januari 2025.
Selain evakuasi medis, kesepakatan ini juga mencakup pertukaran tahanan, di mana tiga sandera Israel dibebaskan oleh Hamas, dan Israel membebaskan 183 tahanan Palestina.
Meskipun 50 anak dijadwalkan untuk dievakuasi, hanya 37 yang berhasil menyeberang karena dua di antaranya meninggal sebelum evakuasi, sementara lainnya terlalu sakit untuk dipindahkan atau kehilangan kontak dengan tim medis.
WHO telah mendesak evakuasi segera bagi sekitar 2.500 anak di Gaza yang membutuhkan perawatan medis mendesak.
Baca Juga: Menteri Israel Ben-Gvir Akhiri Kunjungan ke AS di Tengah Protes Pro-Palestina
Pembukaan kembali perbatasan Rafah dan evakuasi pasien ini menandai langkah penting dalam upaya kemanusiaan di tengah konflik yang berkepanjangan, memberikan harapan bagi banyak warga Gaza yang membutuhkan bantuan medis.[]
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Puluhan Pemukim Yahudi Serbu Masjid Al-Aqsa Lewat Gebang Maghariba