AR-ROYYAN adalah nama salah satu pintu di surga. Pintu ini hanya diperuntukan buat orang-orang yang berpuasa Ramadhan. Tentu yang puasa Ramadhannya diterima Allah. Termasuk untuk mereka yang gemar melaksanakan puasa-puasa sunnah, seperti puasa Senin Kamis, Aybbmul Bith, Dawud, Asyura dan Arafah.
Di dalam hadits dikatakan:
إِنَّ فِى الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَيَقُومُونَ ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ ، فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ
Artinya: “Sesungguhnya di surga ada suatu pintu yang disebut “Ar -Royyaan“. Orang-orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada hari kiamat. Selain orang yang berpuasa tidak akan memasukinya. Nanti orang yang berpuasa akan diseru, “Mana orang yang berpuasa.” Lantas mereka pun berdiri, selain mereka tidak akan memasukinya. Jika orang yang berpuasa tersebut telah memasukinya, maka akan tertutup dan setelah itu tidak ada lagi yang memasukinya.” (H.R. Bukhari dan Muslim dari Sahl bin Sa’ad).
Baca Juga: Malam ke-29 Ramadhan, 100.000 Jamaah Shalat Tarawih di Masjidil Aqsa
Secara bahasa, Ar-Royyaan artinya: puas, segar dan tidak haus.
Ibnu Hajar Al-Asqalani di dalam Kitab Fathul Bari menyebutkan, “Ar Royyaan adalah nama salah satu pintu di surga yang hanya dikhususkan untuk orang yang berpuasa memasukinya. Hingga orang yang berpuasa kelak akan memasuki pintu tersebut dan tidak pernah merasakan haus lagi.”
Pada hadits lain dikatakan:
فِى الْجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لاَ يَدْخُلُهُ إِلاَّ الصَّائِمُونَ
Artinya: “Syurga memiliki delapan buah pintu. Di antara pintu tersebut ada yang dinamakan pintu Ar-Royyaan yang hanya dimasuki oleh orang-orang yang berpuasa.” (H.R. Bukhari dari Sahl bin Sa’ad radhiyallahu ‘anhu).
Itulah pintu khusus bagi mereka yang menjalankan ibadah puasa Ramadhan, bukan sekadar meninggalkan makan, minum dan dari hal-hal yang membatalkannya. Namun ia sanggup meninggalkan apa-apa yang dilarang-Nya, semata-mata karena Allah.
Disebabkan itu pulalah, kemampuan menahan diri, seseorang masuk ke dalam surga-Nya, seperti disebutkan di dalam hadits:
يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَأَكْلَهُ وَشُرْبَهُ مِنْ أَجْلِى
Baca Juga: Khutbah Idul Fitri: Mengokohkan Ukhuwah, Meneguhkan Dukungan untuk Pembebasan Al-Aqsa
Artinya: “Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Namun kalau kita masih mengikuti hawa nafsu kita, masih saja berbuat maksiat, dosa dan kemungkaran, bagaimana mungkin pintu Ar-Royyan itu terbuka menerima kita?
Dalam hal ini Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengingatkan kita di dalam sabdanya:
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
Baca Juga: Khutbah Idul Fitri: Kembali pada Fitrah Kesucian
Artinya: “Betapa banyak orang yang berpuasa, tapi dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (H.R. Ath-Thabrani).
Semoga amal ibadah puasa Ramadhan dan rangkaian amal lainnya pada bulan Ramadhan ini Allah terima, serta kita dapat memasuki surga-Nya melalui pintu Ar-Royyaan. Aamiin. []
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Khutbah Idul Fitri: Dengan Spirit Ramadhan, Kita Wujudkan Syariat Al-Jama’ah