Ramallah, MINA – Sekretaris Eksekutif Komite Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Saeb Erekat yakin, faksi-faksi akan mencapai persatuan nasional meski mendapat tantangan serta ancaman dari Amerika Serikat dan Israel.
“AS dan Israel tidak ingin adanya Pemilu karena mereka ingin melegitimasi pendudukan, menolak kebebasan rakyat kita, dan melanjutkan tindakan mereka yang bertentangan dengan legitimasi internasional,” kata Erekat seperti dikutip dari Wafa, Ahad (4/10).
Selain itu, AS juga terus berusaha untuk memaksakan proposal perdamaian atau disebut “kesepakatan abad ini” yang bertentangan dengan hukum internasional.
Erekat menegaskan, persatuan nasional adalah dasar untuk melawan pendudukan dan menyerukan dunia Internasional untuk menekan Israel agar bertanggung jawab atas pelanggarannya.
Baca Juga: Hamas: Rakyat Palestina Tak Akan Kibarkan Bendera Putih
Dua faksi terbesar Palestina, Fatah dan Hamas sepakat untuk mengadakan pemilu pertama di Palestina setelah pemilu terakhir hampir 15 tahun lalu.
Pemungutan suara dijadwalkan akan berlangsung dalam enam bulan ke depan, di bawah kesepakatan Pemimpin Otoritas Palestina (PA) Mahmoud Abbas dan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniya.
Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan yang diadakan di Istanbul, Turki, setelah Abbas meminta Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mendukung upaya rekonsiliasi Palestina dalam upaya menyatukan barisan Palestina menghadapi rencana Timur Tengah AS dan normalisasi antara dua negara Arab, Uni Emirat Arab dan Bahrain dengan Israel. (T/RE1/P2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Israel Makin Terisolasi di Tengah Penurunan Jumlah Penerbangan