Ramallah, MINA – Sekretaris Komite Eksekutif PLO, Hussein Al-Sheikh, mengatakan, PLO serta keluarga besar Syuhada Nasser Abu Hamid menunggu selama berjam-jam tanggapan Israel atas permintaan mereka untuk menyerahkan jenazah mendiang yang meninggal dalam tahanan pendudukan.
Hal ini disampaikan Sheikh kepada Khansaa Palestina di rumahnya atas kesyahidan putranya yang heroik, Nasser Abu Hamid.Dikutip dari Ma’an News.
Al-Sheikh mengungkapkan, mereka juga berkomunikasi dengan pemerintah Amerika dan pihak-pihak Arab untuk menekan pendudukan Israel agar menyerahkan jenazah Abu Hamid untuk menghormatinya ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Nasser Abu Hamid, dari kamp Al-Amari, Ramallah, adalah satu dari lima bersaudara yang [semuanya] dijatuhi hukuman seumur hidup oleh otoritas Israel. Mereka adalah: Nasr, Nasser, Sharif, Mohammad dan Islam, yang ditangkap pada tahun 2018. Saudara keenam adalah pejuang Abdel Moneim Abu Hamid.
Baca Juga: ICESCO Tetapkan Keffiyeh Jadi Warisan Budaya Tak Benda Palestina
Ibu mereka dilarang mengunjungi mereka selama bertahun-tahun, mereka kehilangan ayah mereka selama penahanan, dan rumah keluarga mereka dihancurkan sebanyak 5 kali, yang terakhir terjadi pada tahun 2019.
Selama tahun pertama Intifadah Pertama, pada tahun 1987, Nasser ditangkap untuk pertama kalinya selama empat bulan. Kemudian, dia ditangkap lagi, dan dijatuhi hukuman dua setengah tahun penjara. Setelah dibebaskan, dia ditangkap kembali untuk ketiga kalinya pada tahun 1990. Setelah menghabiskan empat tahun di penjara, dia dibebaskan lagi setelah negosiasi dan ditangkap kembali pada tahun 1996.
Selama Intifadah Kedua, Abu Hamid melawan pendudukan Israel, yang menyebabkan penangkapannya pada tahun 2002. Tahanan tersebut menerima tujuh hukuman penjara seumur hidup ditambah 50 tahun – dia masih dalam status tahanan ketika wafat meskipun dalam keadaan kronis. (T/Ara/P1)
Mi’raj News Agency (MINA)