Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PLO Kecam Kunjungan Pompeo ke Tembok Barat

kurnia - Jumat, 22 Maret 2019 - 22:22 WIB

Jumat, 22 Maret 2019 - 22:22 WIB

3 Views ㅤ

epa02509366 (FILE) A file photo dated 23 November 2010 shows Saeb Erakat, top Palestinian negotiator, speaking during a press conference at his office in the West Bank town of Ramallah. The Palestinians will in early January ask the United Nations Security Council to recognize an independent Palestinian state, a senior Palestinian official announced on 29 December. Chief Palestinian negotiator Saeb Erekat told reporters in the West Bank town of Jericho that the Palestinians plan to submit the proposal to the security council by early January, demanding recognition of an independent Palestinian state in the territories occupied by Israel in 1967. EPA/ATEF SAFADI

Ramallah, MINA – Sekretaris Jenderal Komite Eksekutif PLO Saeb Erekat mengecam kunjungan Menteri Luar Negeri AS Mark Pompeo ke Tembok Barat di Al-Quds (Yerusalem) sebagai bagian dari pelanggaran hukum internasional Amerika Serikat.

“Pengumuman AS tentang Dataran Tinggi Golan Suriah ditambah dengan keputusan sepihaknya mengakui Yerusalem sebagai Ibu kota Israel, melegitimasi permukiman ilegal Israel dan menjatuhkan solusi dua negara ini dimaksudkan untuk “membuat perubahan kebijakan AS terhadap konflik Palestina dan Israel.”

Dia juga menegaskan bahwa keputusan ini, merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum internasional dan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Demikian Wafa melaporkan dikutip MINA, Jumat (22/2).

Dikatakannya, kunjungan Sekretaris AS Mark Pompeo didampingi oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu ke Tembok Al-Buraq, juga dikenal sebagai Tembok Barat, adalah bagian dari pelanggaran.

Baca Juga: Tentara Israel Mundur dari Kota Lebanon Selatan

Kepala perunding Palestina menegaskan, Israel telah mengubah penjajahan kolonialnya menjadi sistem apartheid dalam arti penuh dari istilah tersebut dengan menjatuhkan hukuman kolektif kepada rakyat Palestina, mengubah kota, dan kamp Palestina menjadi ghetto yang diatur oleh hukum rasis Israel dan perintah militer.

Israel juga menjarah tanah Palestina dan sumber daya alam, kemudian memaksa pemilik tanah warga Palestina untuk bekerja dalam kondisi seperti perbudakan di tanah mereka.

Dia menyerukan kepada komunitas internasional untuk menghentikan keruntuhan hukum internasional, konvensi dan norma yang mengancam untuk mengubah dunia menjadi pertempuran konflik agama, sektarian dan etnis.

Erekat membuat pernyataannya dalam pertemuan terpisah dengan delegasi Organisasi Buruh Internasional, delegasi mahasiswa dari Kolombia dan Universitas Harvard, dan Perwakilan Irlandia untuk Otoritas Palestina Jonathan Conlon. (T/R03/RS2)

Baca Juga: PBB Adopsi Resolusi Dukung UNRWA dan Gencatan Senjata di Gaza

Mi’raj News Agency (MINA)

Rekomendasi untuk Anda