Ramallah, MINA – Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) pada hari Senin (23/10) mengecam keras rencana Israel untuk memperluas pemukiman di Yerusalem Timur yang diduduki. PLO menyebut rencana tersebut sebagai tindakan yang melecehkan masyarakat internasional.
“Kami mengecam keras rencana Israel untuk menyetujui pembangunan 176 unit di pemukiman ilegal Nof Zion, yang terletak di dalam lingkungan Palestina Jabal al-Mukabber di Yerusalem Timur yang diduduki,” kata anggota Komite Eksekutif PLO Hanan Ashrawi seperti dilaporkan Wafa yang dikutip MINA.
Menurutnya, Israel sengaja memperluas pembangunan pemukiman ilegal di Yerusalem dan sekitarnya, Israel membuat sebuah olok-olok terhadap masyarakat internasional dan sistem peradilan global.
Pejabat PLO ini mengatakan, sementara aneksasi Israel terhadap Yerusalem Timur adalah ilegal dan melanggar hukum internasional secara langsung.
Baca Juga: Sejumlah Jenazah di Makam Sementara Dekat RS Indonesia Hilang
Israel dengan menandatangani kesepakatan dan kerangka acuan, perluasan permukiman, merupakan bagian dari rencana pemerintah Israel untuk mencaplok seluruh Yerusalem, mengupayakan pembersihan etnisnya, kota dan memaksakan solusi satu negara secara de facto.
Ashrawi mengatakan, tanpa Yerusalem sebagai ibu kota Palestina, tidak akan ada negara Palestina, dan tanpa sebuah negara Palestina, tidak akan ada perdamaian atau stabilitas di wilayah ini.
“Kami memanggil masyarakat internasional, termasuk Amerika Serikat, Uni Eropa dan Perserikatan Bangsa-Bangsa, untuk menerjemahkan pernyataan dan penghukuman mereka ke dalam tindakan serius dan konkret serta meminta pertanggungjawaban Israel atas unilateralisme yang tidak sah tersebut,” katanaya.
Masih menurut Ashrawi, jika mereka serius untuk mengakhiri pendudukan militer dan mencapai negara Palestina yang merdeka dan berdaulat di perbatasan tahun 1967, pemerintah di seluruh dunia harus menunjukkan penghormatan terhadap undang-undang dan pengakuan hak yang setara untuk semua orang.
Baca Juga: Roket Hezbollah Hujani Tel Aviv, Warga Penjajah Panik Berlarian
“Khususnya hak Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan kebebasan,” kata Ashrawi mengakhiri pernyataannya. (T/B05/RS3)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Sebanyak 1.000 Dokter dan Perawat Gugur akibat Agresi Israel di Gaza