Image for large screens Image for small screens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Damai di Palestina = Damai di Dunia

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PLO: PEMILIH ISRAEL MEMILIH ‘PENDUDUKAN’ BUKAN PERUNDINGAN

Rana Setiawan - Kamis, 19 Maret 2015 - 03:56 WIB

Kamis, 19 Maret 2015 - 03:56 WIB

437 Views

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan partai Likud menang pemilu Israel. (Foto: Dok. Israel Trendolizer)
Perdana Menteri <a href=

Israel Benjamin Netanyahu dan partai Likud menang pemilu Israel. (Foto: Dok. Israel Trendolizer)" width="288" height="188" /> Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan partai Likud menang pemilu Israel. (Foto: Dok. Israel Trendolizer)

Ramallah, Tel Aviv, 28 Jumadil Awwal 1436/19 Maret 2015 (MINA) – Para pemimpin Palestina mengecam publik Israel bagi pemungutan suara untuk partai sayap kanan Likud yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Mereka mengatakan para pemilih Israel telah memilih “pendudukan dan pembangunan permukiman ilegal” dibandingkan perundingan damai.

Israel memilih jalan rasisme, pendudukan dan pembangunan permukiman, serta tidak memilih jalan negosiasi dan kerjasama antara kami,” kata pejabat senior Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) Yasser Abed Rabbo.

Ma’an News Agency yang dikutip Mi’raj Islamic News Agency (MINA) melaporkan, dalam pemungutan suara untuk 120 kursi parlemen Israel (Knesset) pada Selasa (17/3), Likud mengalahkan saingan terberatnya partai kiri-tengah Zionis Union dengan 30 kursi menjadi 24.

Baca Juga: Anakku Harap Roket Datang Membawanya ke Bulan, tapi Roket Justru Mencabiknya

“Kami menghadapi masyarakat Israel yang tengah sakit dengan rasisme, kebijakan pendudukan dan pembangunan permukiman  ilegal… dan di depan kami adalah jalan panjang dan perjuangan sulit melawan Israel,” kata Abed Rabbo.

“Kami harus menyelesaikan langkah-langkah untuk menghentikan koordinasi keamanan (dengan Israel) dan pergi ke pengadilan Den Haag untuk bergerak melawan permukiman ilegal  dan kejahatan Israel dalam perang di Gaza.”

Hubungan antara Israel dan Palestina telah memburuk tajam sejak perundingan yang ditengahi Amerika Serikat antara Presiden Palestina Mahmud Abbas dan pemerintah Netanyahu runtuh pada bulan April tahun lalu.

Rinciannya diiringi kekerasan di Kota Al-Quds, perang berdarah antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza, dan gerakan-gerakan rakyat Palestina melawan Israel di PBB dan Mahkamah Pidana Internasional di Den Haag.

Baca Juga: Tim Medis MER-C Banyak Tangani Korban Genosida di RS Al-Shifa Gaza

PLO mengatakan akan mencari tindakan terhadap Israel di ICC pada awal bulan depan.

Dalam tahap akhir kampanye, Netanyahu mengesampingkan pembentukan negara Palestina jika terpilih kembali, efektif mengingkari dukungan 2009 dari solusi dua-negara.

Dia juga berjanji untuk membangun ribuan rumah untuk permukim Yahudi dengan menganeksasi Yerusalem Timur Palestina untuk mencegah konsesi masa depan Palestina.

Mengomentari kemenangan Netanyahu, kepemimpinan Otoritas Palestina juga mengumumkan mereka tidak peduli tentang siapa perdana menteri Israel pada masa mendatang, kata Nabli Abu Rdeina, juru bicara Mahmoud Abbas.

Baca Juga: Laba Perusahaan Senjata Israel Melonjak di Masa Perang Gaza dan Lebanon

“Apa yang kami inginkan adalah pemerintah yang mendukung solusi dua-negara dengan Al-Quds Timur sebagai ibukota negara Palestina,” tegas Abu Rdeina.(T/R05/R02)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

 

Baca Juga: Jumlah Syahid di Jalur Gaza Capai 44.056 Jiwa, 104.268 Luka

Rekomendasi untuk Anda