PLO Sebut Pelarangan Israel Terhadap Kongres AS Sebagai “Permusuhan”

dua wanita anggota kongres Amerika Serikat (AS) Rashida Tlaib dan Ilhan Omar (foto: istimewa)

Ramallah, MINA – Keputusan Israel untuk melarang dua wanita anggota kongres Amerika Serikat (AS) Rashida Tlaib dan Ilhan Omar untuk mengunjungi Palestina adalah tindakan permusuhan yang keterlaluan terhadap rakyat dan perwakilan AS.

“Ini adalah preseden berbahaya yang menentang semua norma diplomatik dan serangan terhadap hak rakyat Palestina untuk terlibat dengan seluruh dunia,” kata Hanan Ashrawi, anggota Eksekutif Komite Organisasi Pembebasan Palestina (), seperti dikutip dari Wafa, Jumat (16/8).

Untuk mengunjungi Palestina, kedua wanita muslim tersebut harus melalui Israel karena Palestina berada di bawah pendudukan Israel dan tidak memiliki kendali atas perbatasannya.

“Israel, sebagai kekuatan pendudukan ilegal Palestina, tidak memiliki hak untuk memberlakukan larangan seperti itu pada Tlaib dan Omar, yang ingin mengunjungi Palestina dan melihat, secara langsung, realitas kehidupan orang Palestina,” lanjut Ashrawi.

Ia menegaskan, kunjungan tersebut merupakan hak dan kewajiban mereka sebagai anggota kongres, mengawasi kebijakan dan tindakan Pemerintah AS yang mempengaruhi Palestina, Israel, dan negara-negara di seluruh dunia.

Kedua wanita tersebut dilarang mengunjungi Palestina karena posisi politik mereka yang berani dan komitmen pada hak asasi manusia secara universal.

“Israel bertindak tidak sepantasnya, seperti negara nakal yang terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia secara luas dan sistematis serta ingin memastikan bahwa pelanggaran-pelanggarannya tetap dikaburkan dengan segala cara, termasuk paksaan,” tambahnya.

Presiden Donald Trump sebelumnya juga telah meminta Israel melalui tweetnya untuk melarang masuknya dua wanita anggota kongres AS tersebut.

“Itu akan menunjukkan kelemahan besar jika Israel mengizinkan Omar dan Tlaib untuk berkunjung,” tulis Trump, menggambarkan dua anggota parlemen AS itu sebagai “aib!”.

Anggota Kongres Demokrasi yang baru terpilih tersebut merupakan pengkritik blak-blakan terhadap perlakuan Israel terhadap Palestina dan mendukung gerakan boikot global terhadap Israel, Boikot, Divestasi, dan Sanksi (). (T/Sj/RS3)

Mi’raj News Agency (MINA)

Ikuti saluran WhatsApp Kantor Berita MINA untuk dapatkan berita terbaru seputar Palestina dan dunia Islam. Klik disini.