Ramallah, MINA – Departemen Urusan Negosiasi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menegaskan kembali seruan bagi Inggris untuk memperbaiki kesalahan historisnya terhadap Rakyat Palestina dengan mengakui Negara Palestina di perbatasan tahun 1967 dengan Kota Al-Quds (Yerusalem Timur) sebagai ibukotanya.
Seruan PLO tersebut dikeluarkan Selasa (31/10) dalam sebuah pernyataan menandai 100 tahun Deklarasi Balfour, demikian laporan Kantor Berita Palestina WAFA yang dikutip Kantor Berita MINA.
“Rakyat Palestina dan saudara-saudaranya di seluruh dunia memperingati 2 November ini seabad Deklarasi Balfour, yang telah membawa harga politik dan manusia sangat berat bagi rakyat Palestina sejak 1917. Pernyataan ini menjanjikan pembentukan sebuah ‘rumah nasional untuk Orang Yahudi’ di Palestina, menyebabkan pengusiran pribumi Palestina dan menggantikan mereka dengan orang lain,” kata pernyataan tersebut.
Baca Juga: Israel Halangi Evakuasi Jenazah di Gaza Utara
“Sudah 100 tahun sejak janji yang terkenal ini, 70 tahun setelah rencana pembagian yang membuka jalan bagi Nakbah, yang menyebabkan pengusiran besar-besaran penduduk Palestina, dan 50 tahun sejak pendudukan kolonial Israel di Palestina.”
Pernyataan PLO dilanjutkan dengan mengatakan bahwa Palestina terus menuntut pemerintah Inggris meminta maaf secara resmi kepada rakyat Palestina, untuk memberikan kompensasi bagi para korbannya, dan mengakui Negara Palestina di perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya.
“Seratus tahun Deklarasi Balfour, oleh karena itu, memberi kesempatan bersejarah bagi Inggris untuk memperbaiki kesalahan historis dan ketidakadilan yang ditimpakan pada rakyat kami,” tambah pernyataan PLO.
Sementara itu, Departemen Kebudayaan dan Informasi PLO (DCI) menghasilkan sebuah video klip berjudul Inggris: Jadikan Benar, yang “mengeksplorasi warisan ketidakadilan dialami Balfour dan penolakan Inggris untuk bertanggung jawab atas warisan kolonial yang memalukan ini,” menurut sebuah pernyataan. .
Baca Juga: Keluarga Tahanan Israel Kecam Pemerintahnya Sendiri
Video tersebut juga menjelaskan bagaimana deklarasi tersebut menolak keberadaan dan hak-hak nasional orang-orang Palestina, yang menyebabkan sebuah abad pemalsuan, pembersihan etnis, dehumanisasi, dan pendudukan berkelanjutan.
Warisan kolonial ini, yang ditanggung oleh mentalitas kolonialis rasial yang membenarkan kekuatan kolonial, penaklukan dan dehumanisasi masyarakat sepanjang sejarah, adalah realitas hidup bagi rakyat Palestina. ”
DCI mengatakan “Inggris harus bertanggung jawab atas warisan yang sedang berlangsung ini dan mulai mewujudkannya dengan benar.” (T/R01/RS2)
Mi’raj News Agency (MINA)
Baca Juga: Jajak Pendapat: Mayoritas Warga Penjajah Israel Ingin Akhiri Perang